Gempa Aceh

Gempa Pidie Mirip Bom Hiroshima: Aliya Merangkak dari Reruntuhan Ruko

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun di pertokoan Pasar Meureudu, Aceh Pidie Jaya, Rabu (7/12/2016). Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter menerjang Aceh pada Rabu dini hari, namun menurut informasi BMKG tidak akan mengakibatkan tsunami. SERAMBI INDONESIA/HARI MAHARDHIKA

TRIBUNJATENG.COM, BANDA ACEH -- Bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh bergetar hebat akibat gempa berkekuatan 6,5 skala richter, pada Rabu pukul 05.03 WIB.

Saat itu sebagian warga masih terlelap tidur dan lainnya usai menjalankan ibadah salat subuh. Aliya (10), seorang anak warga Ulee Glee Pidie Jaya sempat terkurung reruntuhan ruko tempat tinggalnya.

Aliya masih terlelap di peraduan, ketika mendadak bangunan runtuh. Ia pun berusaha keluar menyelamatkan diri dengan merangkak.

"Aliya yang terjebak dalam ruko berhasil keluar dengan merangkak dari reruntuhan, kondisinya luka-luka dan trauma," kata Raudatul Jannah, kerabat Aliya, kemarin.

Saat itu Aliya hanya bisa menangis dan merintih kesakitan. Tubuhnya berdebu kena reruntuhan bangunan, dengan lirih ia berusaha memberitahu bahwa kedua orangtuanya, Mariani sang ibu dan Ibrahim sang ayah masih terjebak di dalam.

"Dia hanya bisa bilang kalau ayah ibunya ada di dalam ruko masih terjebak, kondisinya masih trauma berat," kata Raudatul Jannah.

Lain Aliya, lain lagi Hj Farida. Ia bersama sang suami terkubur material ruko yang dihuninya. Proses evakuasi suami istri ini menggunakan dua alat berat. Ruko berlantai empat itu terletak di pinggir jalan nasional, tepatnya di Gampong Sukon Teupinraya, Kecamatan Glumpang Tiga.

Informasi yang didapat, tiga unit ruko berlantai empat itu digunakan H Jailani sebagai gudang barang sembako. Saat kejadian H Jailani belum sempat keluar melaksanakan salat subuh.

"Kita belum mengetahui nasib H Jailani bersama isterinya yang terkubur di reruntuhan bangunan ruko. Karena proses evakuasi sedang berlangsung ," kata warga bernama Faisal.

Di Gampong Mesjid Trienggadeng, Pidie Jaya, dua bocah Gampong Mesjid Trienggadeng, Pidie Jaya dilaporkan tewas tertimpa reruntuhan bangunan.

"Sedangkan orangtua dari kedua bocah ini mengalami luka berat, kini dirawat di Rumah Sakit Umum Sigli," ujar Usman (45) warga Masjid Trienggadeng di RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli.

Usman (45) dan temannya A Jalil (40) membawa orangtua kedua bocah itu dengan mobil kijang pikap dari Gampong Mesjid Trienggadeng ke RSUD Sigli.

Saibul alias Dek Bul adalah anak dari pasangan Amiruddin Salam dan Cut Idayani. Sedangkan Umar (2,5) anak dari Nurdin dan Sarmela. Kedua pasangan ini asal Gampong Desa Mesjid Trienggadeng, Pidie Jaya.

 Korban tewas 97 orang

 Kepala Bidang Humas Polda Aceh Kombes Gunawan mengatakan, korban jiwa akibat gempa bumi di Kabupaten Pidie, Aceh, bertambah menjadi 97 orang.

"Korban meninggal dunia 97 orang," kata Gunawan saat dikonfirmasi, kemarin.

Gunawan menyebutkan, sebagian korban meninggal dunia telah dipulangkan kepada keluarga, yang lain masih berada di rumah sakit.

Gunawan belum dapat memastikan jumlah korban luka-luka sebab data tersebut akan bertambah mengingat evakasui masih terus berjalan. "Ada 214 korban luka-luka," ujar dia.

Hingga kemarin malam, menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerugian materil akibat gempa ini ada 163 rumah rusak berat, 105 ruko roboh, 14 masjid roboh, 1 sekolah roboh serta 1 RSUD roboh.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi. Diperkirakan masih ada korban yang terjebak di reruntuhan bangunan. Sebuah tenda TNI juga tampak terpasang di halaman rumah sakit Chik Ditiro Sigli di Kabupaten Pidie.

Mirip Bom Atom Hiroshima

Bernadus Wisnu Widjaja Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, mengibaratkan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya menyerupai guncangan yang ditimbulkan bom atom Hiroshima, Jepang pada 1945. Hal itu berdasarkan skala guncangan yang dihasilkan gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter itu.

"Informasi skala guncangan awal 3-4, tapi terakhir sampai enam. Jika skala lima sudah menyerupai bom atom," kata Wisnu.

Wisnu memastikan, gempa bumi di Pidie Jaya tak akan menimbulkan tsunami. Sebab pusat gempa berada di daratan. Adapun gempa susulan, kata dia, guncangannya terasa lebih kecil.

"Susulan biasanya mengecil, biasanya terjadi besar energi tertata dengan gempa kecil dan habis," kata Wisnu.

Wisnu mengatakan, BNPB telah berada di lokasi. Nantinya akan dibentuk tim koordinasi untuk penanganan korban gempa bumi. Sebab ia meyakini masih ada warga Pidie Jaya yang tertimbun reruntuhan bangunan. "Untuk tanggap darurat diberlakukan 14 hari ke depan," kata Wisnu.

Gempa berkekuatan 6,5 SR menghentak Aceh sekitar pukul 05.03 WIB, Rabu (7/12) kemarin.

BMKG merilis data Gempa Mag:6.4 SR,07-Dec-16 05:03:36 WIB, Kedalaman 10 Km,(18 km Timur Laut Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Kepanikan sempat terjadi, di beberapa kawasan.

Di kawasan Darussalam, Banda Aceh warga berhamburan ke luar rumah.

Gempa bermagnitudo M 9 pada 26 Desember 2004 membuat Aceh kerap diidentikkan dengan gempa besar di zona subduksi yang berpotensi tsunami. Padahal, Aceh sebenarnya terancam pula oleh gempa dengan mekanisme lain yang juga bisa merusak.

Gempa yang terjadi kemarin, membuktikanBermagnitudo M 6,5, gempa kali ini telah menewaskan setidaknya 25 orang, 26 luka berat, dan merobohkan tempat ibadah dan ruko (data sementara).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gempa kali ini terjadi dengan mekanisme sesar geser mendatar. Pusat gempa tergolong dangkal, hanya 15 kilometer, sehingga goncangan terasa kuat di permukaan. Goncangan kuat itu yang mengakibatkan kerusakan berarti. (tribun jabar/zar/Serambi/Tribunnews/wly/kompas.com)

Berita Terkini