Pilkada 2017

‎Itqon ‎Nilai Ada Kecurangan yang Masif dan Terstruktur di Pilkada Pati

Penulis: yayan isro roziki
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ini Data 12 Kecamatan yang Terdapat Selisih antara Jumlah Pemilih dan Jumlah Suara FOTO saat hari pencoblosan Gubernur Ganjar Pranowo meninjau jalannya Pilkada Pati, Rabu 15 Februari 2017

TRIBUNJATENG.COM - Paslon tunggal Haryanto - Saiful Arifin, unggul perolehan suara dalam Pilkada Pati 2017.

Calon petahana yang diusung delapan partai ini, meraup 519.688 suara (74,52 persen). Meninggalkan jauh rivalnya 'kota kosong', yang mendulang 177.682 suara (25,48 persen).

Hasil ini berdasarkan real count yang dilakukan KPU Pati, hingga pukul 15.35. Pada jam itu, pihak KPU setempat telah merampungkan seluruh penghitungan dari total 2.295 yang tersebar di seluruh wilayah Bumi Mina Tani.

"Hari ini kita rampungkan penghitungaan real count, melalui entri data berdasar C1," kata Komisioner KPU Pati, Ahmad Jukari, Kamis (16/1) sore.‎

Di kandang sendiri, calon bupati petahana Haryanto, menang telak. Di TPS 07 Desa Praci, Kecamatan Batangan, tempat Haryanto mencoblos, Paslo Harfin memperoleh 431 suara, dari total 438 pemilih. Sedangan, 'kotak kosong' hanya memperoleh satu suara, sementara enam suara dinyatakan tidak sah.‎

Secara keseluruhan, berdasar data di website https:pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t2/jawa_tengah, ‎Paslon Harfin meraup 24.449 suara (93 persen), sementara 'kotak kosong' mendulang 1.846 suara (7 persen)‎.

Di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang itu, terdapat 33.869 pemilih. Dari itu, yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 26.736 orang, atau tingkat partisipasinya mencapai 78,9 persen.‎

Dari 21 kecamatan yang ada, rata-rata Paslon memang unggul telak. Hanya di Kecamatan Margoyoso, Paslon unggul ‎'tipis': yakni 58,1 persen (22.639 suara), sedangkan sang rival mendulang 41,9 persen (16.340 suara).

Terdapat Selisih Total Pemilih dengan Jumlah Total Suara di 12 Kecamatan

Hasil real count sementara, yang telah diselesaikan KPU Pati, berdasar entri data C1, ‎menyisakan sedikit persoalan. Yakni, terdapat ketidaksesuaian antara jumlah pemilih yang menggunaan hak suaranya, dan jumlah total suara yang masuk, di 12 kecamatan (dari total 21 kecamatan) yang ada di Pati.

Di beberapa kecama‎tan, jumlah total suara melebihi jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Sementara, di sebagian lain justru jumlah suara lebih sedikit daripada jumlah pemilih yang turut menggunakan hak suaranya.

Sekretaris Aliansi Kawal Demokrasi Pilkada Pati (AKDPP), Itqon Hakim, menilai ada praktik kecurangan yang masif dan terstruktur dalam pelaksanaan Pilkada Pati 2017‎. Menurut dia, adanya selisih jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih, dengan jumlah total suara di 12 kecamatan yang ada merupakan indikasi, bahwa itu merupakan by design.

"Saya tak yakin ini hanya sekadar kesalahan penjumlahan, tapi sudah by design," ucapnya.
‎Menurut dia, selain persoalan ini, pihaknyaa juga mencermati indikasi pelanggaran-pelanggaran lain. Semisal, praktik money politics yang masif dan merata, intimidasi, penggunaan aparatur sipil negara (ASN), dan lain-lain.

"Untuk money politics sudah kita laporkan, sementara untuk pelanggaran-pelanggaran lain sedang kita kaji dan kumpulkan data-data yang valid," tutur Itqon.

Bahkan, menurut dia, terdapat laporan ‎pemilih ditunutun hingga bilik pemungutan suara, serta diarahkan untuk memilih paslon. "Kemungkinan kami untuk menggugat proses dan hasil Pilkada Pati 2017 ini mencapaaai 90 persen. Sedang kami kaji dan konsultasikan ke tim kuasa hukum," tandasnya. (yan)

Berita Terkini