Kenang Bencana Kekeringan Tahun 70-an, Warga Kudus Ini Gelar Ruwatan di Sendang Widodari

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: bakti buwono budiasto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi teatrikal adri sangkara menawan oleh Komunitas Tali Jiwo di Bumi Perkemahan Abiyoso Desa Menawan, Gebog, Kudus, Kamis (21/9/2017)


Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Di bawah terik yang menyengat puluhan warga Desa Menawan hilir mudik dengan membawa jeriken.

Sebagian dari mereka ada pula yang membawa gerabah untuk mengais air.

Maksud hati mencari air namun mereka tak kunjung menemukan.

Satu persatu warga yang desa yang tinggal di lereng Gunung Muria itu merintih, bingung karena tak ada lagi air untuk kebutuhan sehari-hari.

Itu merupakan aksi teatrikal yang diperankan oleh sejumlah warga Desa Menawan, Gebog, Kudus yang tergabung dalam Komunitas Tali Jiwo di Bumi Perekemahan Abiyoso, Kamis (21/9/2017).

Baca: Prit! PSIS Semarang Taklukkan PSMS Medan 2-1, Begini Jalannya Pertandingan

Muh Ribowo, Konseptor Pagelaran Kirab dan aksi teatrikal mengatakan, aksi yang dilaksanakan tersebut merupakan sebagai cerminan masyarakat Menawan pada tahun 1970-an mengalami kekeringan hebat.

“Pada waktu pada bingung karena tidak ada air. Hingga akhirnya warga Desa Menawan merasa tertolong dengan adanya aliran sungai dari Gunung Muria dan Sendang Widodari,” katanya.

Meski ada sumber air dari Sendang Widodari, ujarnya, kebutuhan air warga saat musim kemarau masih kekurangan.

“Makanya kami ruwat dengan harapan meminta kepada Tuhan kedepannya agar desa kami semakin gemah ripah lohjinawe,” katanya.

Baca: Putri Jenderal Ahmad Yani Sering Lihat Ibunya Menangisi Baju Penuh Darah Milik Ayahnya

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang digelar untuk mensyukuri melimpahnya hasil bumi di desa tersebut.

“Meskipun saat kemarau masih terjadi kekeringan, setidaknya masyakat Menawan sedikit terbantu dengan adanya Sendang Widodari,” ujarnya.

Halaman
12

Berita Terkini