Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sejumlah daerah di Kabupaten Brebes selama beberapa hari terakhir ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, meminta masyarakat untuk mewaspadai dua bencana yang kerap terjadi di musim penghujan ini, yakni banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Brebes, Eko Andalas, mengatakan pihaknya telah memetakan desa mana saja yang rawan banjir dan longsor.
"Desa rawan banjir kebanyakan berada di Brebes bagian utara atau di jalur pantura serta di bagian Brebes tengah. Sedangkan desa rawan longsor mayoritas ada di Brebes wilayah tengah dan selatan," kata Eko, Senin (9/10/2017).
Untuk daerah rawan banjir, ada 51 desa di 11 kecamatan di Brebes.
Antara lain, Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, Losari (Brebes utara/pantura); Jatibarang, Larangan, Kersana, Ketanggungan, Banjarharjo (Brebes tengah); dan Bumiayu(Brebes selatan).
"Desa rawan banjir biasanya terdapat di pinggir sungai besar. Ataupun desa yang berada di pesisir, yakni banjir karena rob," jelasnya.
Ada tiga sungai besar yang kerap meluap dan menimbulkan banjir saat musim hujan ini, yaitu sungai Pemali, Cisanggarung dan Babakan.
Beberapa waktu lalu, banjir parah terjadi di Brebes disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Pemali yang tidak kuat menahan luapan air.
Sementara, ada 60 desa di 11 kecamatan yang rawan longsor. Yakni, desa- desa di Kecamatan Larangan, Kersana, Ketanggungan, Banjarharjo, Songgom (Brebes tengah); Tonjong, Sirampog, Bumiayu, Paguyangan, Bantarkawung, dan Salem (Brebes selatan).
Eko mengatakan hujan dengan intensitas tinggi sudah melanda daerah di Brebes selatan. Hampir setiap hari hujan membasahi tanah Brebes selatan.
Karena itu, BPBD juga sudah melakukan persiapan peralatan untuk membantu para korban jika terjadi bencana.
"Bila terjadi bencana segera melaporkan ke pemerintah desa agar segera mendapatkan penanganan," imbuhnya. (*)