"Memang dari dulu pakemnya selalu ada menyan dalam pertunjukan Sintren, ciri khas sintren yaitu penati mengenakan kacamata, bunga melati dan memakai kaos kaki panjang," tambahnya.
Bagus menerangkan, Sintren yang ditampilkan merupakan tarian asli dari Kabupaten Pekalongan, dan yang membedakan dari Sintren di daerah lain yaitu alur cerita.
"Kalau Sintren yang kami tampilkan merupakan gambaran cerita Sulasih-Sulandono, yaitu cucu dari Bahurekso pencetus Pekalongan, walaupun kini sudah jarang ditemui, namun kami ingin Sintren tetap lestari," timpalnya.(*)