Hasil Forensik Ungkap Tidak Ada Pencungkilan Mata di Tragedi Penculikan 7 Jenderal

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diorama kekejaman PKI kepada para jenderal di Lubang Buaya saat Gerakan 30S/PKI.

Bagi Djaja, sikap bekas gurunya itu sangat mengesankan.

Kebanyakan Tembakan dan Tusukan

Pada visum memang tertulis kondisi biji mata beberapa korban terlihat kempis dan keluar.

Tapi menurut Djaja hal itu disebabkan oleh pembusukan jenazah.

Berbeda jika mata sengaja dicungkil, karena pasti akan terdapat luka, tusukan, atau tulang yang patah di sekitar mata.

Kondisi kemaluan para korban juga tertulis semuanya utuh. Buktinya bisa diketahui ada empat penis dikhitan dan tiga penis yang tidak.

Visum menggambarkan para korban umumnya terkena tembakan senjata api, yang menghasilkan luka tembak masuk dan luka tembak keluar.

Baca: Ada 8 Jenderal Akan Diculik pada G30S/PKI, Brigjen Ahmad Soekendro Selamat Berkat Soekarno

Jenazah Achmad Yani luka tembaknya terbanyak, yakni 10 luka tembak masuk dan tiga luka tembak keluar.

Luka tembak Soetojo Siswomihardjo, S. Parman, dan D.I. Panjaitan, umumnya terdapat di kepala.

Pada jenazah P. Tendean, terdapat penganiayaan berat yang menyebabkan luka menganga pada puncak kepala dan dahi.

Kekerasan benda tumpul ditemukan pada jenazah Soetojo, S. Parman, dan R. Soeprapto.

Hanya jenazah M.T. Haryono yang tidak terdapat luka tembak, melainkan luka tusuk di bagian perut tembus ke punggung, serta di bagian tangan.

"Akibat ditusuk bayonet," kata Djaja menyimpulkan.

Dokumen data forensik yang mengorek apa yang terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari. (Via Intisari)

Djaja menyatakan, tidak perlu meragukan hasil kerja tim dokter yang mengautopsi korban G30S.

Saat itu mereka orang-orang yang berkompeten dalam ilmu kedokteran kehakiman, yang kini istilahnya kedokteran forensik.

Halaman
1234

Berita Terkini