TRIBUNJATENG.COM- Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pidato capres nomor 2, Prabowo Subianto soal pidatonya yang menyebut lulusan SMA yang menjadi tukang ojek.
TribunJateng.com, melihat cuitan Ferdinand Hutahaean tersebut melalui akun Instagram @Ferdinand_Haean yang ia tulis pada Sabtu (24/11/18).
Dalam cuitan tersebut, Ferdinand menuliskan bahwa ojek online sudah ada sejak tahun 2010.
Namun menurutnya saat itu, pihak Gojek hanya nganter pesanan melalui SMS.
Kemudian, Ferdinand menyebut bahwa ojek online meledak tahun 2015 karena pengangguran makin banyak dan lapangan pekerjaan tidak tersedia.
Di akhir cuitannya, Ferdinand menyebut bahwa keadaan tersebut merupakan kegagalan Jokowi.
Baca: Ashanty Langsung Bereaksi Melihat Penampilan Baru Millendaru, Keponakannya, Masih Belum Puas
Baca: Kisah Pilu 3 Pria Potong Kelamin, Dari Bisikan Gaib hingga Minder Diejek Kecil Oleh Pacar
Baca: Mulyanto Optimistis Desember Jembatan Tirtonadi Sudah Difungsikan
Baca: Tak Hanya di Film Kartun, Bus Tayo Ternyata Ada di Sukoharjo Jawa Tengah
Bahkan Ferdinand menyebut pada tahun 2010-2014 di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak meledak karena palangan kerja masih ada.
"Bong200 bilang Ojol sdh ada sejak 2010. Gojek mmg didirikan thn 2010, tp cm 20 org dan cm ngantar2 lewat pesanan SMS.
Ojol meledak 2015 krn pengangguran makin banyak, lapangan kerja tidak tersedia.
Inilah kegagalan Jokowi. Era 2010-2014 tdk meledak krn lap kerja msh ada," tulisnya.
Diketahui sebelumnya, Prabowo Subianto mengaku prihatin dan sedih dengan jalan karir anak muda di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Forum 2018, di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).
Prabowo kemudian menjelaskan soal anak muda yang lulus SMA dan tak melanjutkan kuliah namun menjadi sopir ojek online. Kondisi ini, kata dia, menyedihkan dan perlu diperbaiki.
"Setelah anak muda Indonesia lulus SD, ia masuk ke jenjang SMP. Setelah ia lulus, anak itu akan bersekolah di jenjang SMA. Setelah ia lulus SMA, anak tersebut menjadi pengemudi ojek online," ujarnya. "Menyedihkan tetapi itu adalah sebuah fakta," imbuh dia.
Ia mengaku tidak bahagia terhadap fakta tersebut. Prabowo ingin agar para anak muda menjadi "bos", sebagai pengusaha atau pemilik perusahaan.
"Saya tidak bahagia dengan jalan karir tersebut. Saya ingin anak muda menjadi pengusaha, pilot, pemilik restoran, bukan sebagai pramusaji, sebagai pemilik perusahaan, pemilik peternakan, bukan hanya menjadi kuli," ungkapnya.
Baca: Terkuak Pesan Gus Mus kepada Mahfud MD soal Sikap Politik Jelang Pilpres
Baca: Dahnil Diperiksa Polisi sebagai Saksi Dugaan Korupsi, Nadirsyah Nosen: Semoga Ini Murni Kasus Hukum
Baca: Tanggapi Titiek Soeharto, Mahfud MD: Era Orba Banyak Korupsi tapi Tidak Ada Demokrasi Substantif
Sementara itu, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan kubu petahana Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin sedang dalam kepanikan.
Karena menurut Anggota Direktorat Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini, fakta tentang ojek online yang menjadi lapangan kerja alternatif membuka fakta kegagalan rejim Jokowi membuka lapangan kerja bagi anak-anak bangsa.
"TKN Jokowi Maaruf itu terutama Ruhut tampak jelas menunjukkan kepanikannya bahwa fakta tentang ojek online yang menjadi lapangan kerja alternatif membuka fakta kegagalan rezim Jokowi membuka lapangan kerja bagi anak anak bangsa terutama anak-anak yang baru lulus kuliah," ujar Ferdinand Hutahaean kepada Tribunnews.com, Kamis (22/11/2018).
Hal ini disampaikan Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Capres nomor urut 02 Prabowo mengaku sedih dengan beredarnya meme yang menggambarkan masa depan anak bangsa yang hanya menjadi tukang ojek setelah lulus sekolah. Menurut dia, gambaran itu adalah realitas yang terjadi saat ini.
Menurut Ferdinand Hutahaean, menjadi Sarjana itu tujuannya bukan untuk bekerja jadi ojek online.
Tapi, imbuh Ferdinand Hutahaean, tujuannya adalah pekerjaan yang lebih baik, yang mampu mengangkat derajat hidupnya lebih baik.
"Jadi apa yang disampaikan Prabowo itu bukan merendahkan ojek online tapi justru ingin menyampaikan bahwa Sarjana harus dapat lapangan kerja yang lebih baik," tegas Ferdinand Hutahaean.
Justru dia menilai, kubu Jokowi yang merendahkan anak bangsa ketika Sarjana sudah hebat menjadi ojek online.
"Ketika TKN Jokowi ingin sarjana jadi ojek online karena tak mampu ciptakan lapangan kerja, maka kami BPN Prabowo Sandi ingin Sarjana harus bekerja di tempat yang lebih baik," jelasnya. (TribunJateng.com/Woro Seto)