"Ya. Scr Vertikal-horizontal, di Eksekutif-Legislatif-Yudikatif, Pusat-Daerah berkembang biak korupsi. Banyak terjadi jual beli kebijakan dan hukum sehingga banyak OTT. Ini tak bs dipersalahkan sepenuhnya kpd Eksekutif, beda dgn dulu ketika kekuasaan msh tersentralisasi," tulis Mahfud.
Selang beberapa menit, Mahfud MD mengatakan bahwa ada yang menyebut era Orde Baru lebih baik, dan adapula yang menyebut era reformasi lebih baik.
Lantas ia menegaskan bahwa era Orde Baru banyak korupsi tapi tidak ada demokrasi subtantif.
Sementara saat ini banyak korupsi tapi ada demokrasi dan kebebasan berpendapat.
"Ada yg bilang Orba lbh baik. Ada yg bilang era reformasi lbh baik. Bgn: Era Orba bnyk korupsi tp tdk ada demokrasi substantif, zaman skrng bnyk korupsi tp ada demokrasi dan kebebasan berpendapat. Korupsi skrng dilakukan melalui demokrasi dan kebebasan. Nomokrasi (hukum) jd tumpul," tulisnya.
Diketahui sebelumnya, Cuitan mantan Istri calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Titiek Soeharto viral di media sosial, Twitter.
Titiek Soeharto menilai kepemerintahan saat ini sudah saatnya berhenti.
Titiek Soeharto mengatakan Indonesia seharusnya kembali ke masa era kepemimpian Presiden kedua Soeharto.
Baca: BNI Catat Banyak Investor Baru Pemesanan ST-002 Lampaui Kuota
Baca: Vicky Prasetyo: Kaget, Begitu Ranjang Saya Diisi Orang Lain
Baca: Peruntungan Shio Hari Ini 24 November, Tahun Anjing Tanah Imlek 2659
Baca: BNI Catat Banyak Investor Baru Pemesanan ST-002 Lampaui Kuota
"Sudah cukup…
Sudah saatnya Indonesia kembali seperti waktu era kepemimpinan Bapak Soeharto ," tulis Titiek Soeharto.
Pasalnya menurut Titiek Soeharto pada masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia berhasil memenuhi kebutuhan pokonya sendiri.
"Sukses dengan swasembada pangan," tulis Titiek Soeharto.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi narasi politikus Partai Berkarya Titiek Soeharto yang menginginkan Indonesia kembali pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandi.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani menilai narasi Titiek Soeharto itu sah-sah saja jika dibawakan dengan kualifikasi.
Kualifikasi yang dimaksud Arsul yakni tentang batas mana yang baik dan mana yang buruk.