Adu Mulut Kapitra Ampera dengan Ferdinand Hutahaean Hingga Penonton Mata Najwa Riuh

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adu Mulut Kapitra Ampera dan Ferdinand Hutahaean Hingga Penonton Mata Najwa Riuh

TRIBUNJATENG.COM- Timses Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean tampak beradu mulut dengan calon Legislatif PDI Perjuangan Kapitra Ampera hingga penoton riuh.

TribunJateng.com melansir melalui akun Youtube Najwa Shihab Barisan Para Mantan: Korupsi Sudah Stadium 4? yang diunggah pada Rabu (6/12/18).

Najwa Shihab membahas terkait pidato calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto yang menyebut korupsi di Indonesia kanker staidum 4.

Lantas ditangagapi oleh Wakil Ketua dewan penasehat BPN Prabowo-Sandi, Tedjo Edhy Purdijatno bahwa pidato Prabowo tersebut merupakan pidato pemimpin kepala negara dengan bahasa Inggris yang lancar.

"Kankerstaidum 4 itu kan istilah, setiap hari masyarakat menonton, dari ketua DPR hingga DPRD Malang juga,kemudian kalau ada yang mengkritik Pak Prabowo mengapa harus disampaikan ke luar negeri, saya kira orang luar negeri pun sudah tahu, di TV itu seperti entertain setiap hari ditonton" ujarnya.

Lantas pernyataan Tedjo Edhy Purdijatno tersebut ditanggapi oleh calon Legislatif PDI Perjuangan Kapitra Ampera.

Buat Inovasi Hutan Serbaguna, IAIN Salatiga dan BPDAS Jateng Tanam 2.000 Pohon

Boneka Okiku, Jenglot Ala Jepang, Konon Rambutnya Bisa Bertambah Panjang

Disindir Yunarto Wijaya hingga Disoraki Penonton, Begini Reaksi Ferdinand Hutahaean

"Salah justru, di sinilah hebatnya Pak Jokowi dalam pemberantasan korupsi, dia memberikan distribusi of power, dia memberikan kewenangan absolute kepada KPK dan penegakan hukum, nggak pernah terjadi komitmen seperti ini, dia memberikan kebebasan," ujar Kapitra.

Kemudian, Kapitra menyebut bahwa keluarga Presiden Jokowi tidak terlibat dalam bisnis dan politik.

"Pak Jokowi menjaga integritasnya, kalau kita lihat Indeks korupsi disini (pemerintahan Jokowi), menurun tajam,orang kalau mau ngasih itu takut-takut, Jadi orang yang lagi tertangkap itu lagi sial-sial aja dia itu," canda Kapitra disambut tepuk tangan penonton.

Tidak hanya ditanggapi oleh penonton dengan riuh tepuk tangan, Ferdinand juga tampak beberapa kali menahan tawanya.

"Suka sekali gaya Pak Kapitra ini bermain hiperbola betul memuji Pak Jokowi," ucap Ferdinand.

"Kalau kita bicara data Pak, indeks persepsi korupsi kita pada tahun 2004 saat pemerintahan berpindah ke pak SBY, kita ada di-19."

"Begitu pak SBY meninggalkan pemerintahan di tahun 2014, indeks persepsi kita itu ada di-34."

"Sekarang, hanya ada di-37, dan itu stagnan selama tiga tahun" jelas Ferdinand.

Belum sampai Ferdinand melanjutkan penjelasannya mengenai data, Kapitra melayangkan sindirannya.

"Ini akibat sangat cinta sama Jokowi, tiba-tiba enggak diangkat jadi menteri ya jadi begini," sindir Kapitra diikuti tawanya.

Sindiran tersebut menimbulkan riuh tepuk tangan dan sorakan dari penonton yang hadir.

Merasa disindir oleh Kapitra, Ferdinand lantas mengutarakan ketidaksukaannya.

"Inilah yang saya tidak suka dari kelompok Pak Jokowi ini, ketika kita bicara data, larinya ke begini." tegas Ferdinand.

Ingatkan Prabowo, Ruhut Sitompul: Jangan Tambah Musuh Terus, Apalagi Marah ke Wartawan

KISAH NYATA: Putri Kerajaan Dubai Ini Minggat Tak Kuat Hidup Bergelimang Harta dan Banyak Aturan

Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 6 Desember 2018, Sagitarius Hindari Pikiran Negatif

Kemudian, Najwa Shihab membenarkan data yang disampaikan Ferdinand Hutahaean yakni indeks persepsi korupsi di angka 37.

Kemudian, Najwa Shihab membacakan pernyataan Prabowo terkait srtaegi pencegahan korupsi dengan memilih putra putri terbaik Indonesia yang memiliki integritas.

"Iya betul, itu salah satu strateginya," ujar Ferdinand Hutahaean.

Kemudian, Ferdinand menyebutkan bahwa pejabatn yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK selama 10 tahun SBY lebih kecil dibandingkan 4 tahun di pemerintaha Jokowi.

"Artinya pelaku zaman sekarnag lebih berani dibandingkan dulu," ujar Ferdinand.

Kemudian, Ferdinand Hutahaean membantah pernyataan Kapitra terkait keluarga Jokowi yang bersih.

"Pak Kapitra ini tidak pernah mendengar, ipar bapak presiden ini disebut dikasus pajak, dikasus bakamla," ujar Ferdinand.

Lantas kapitra menuding bahwa keluarga SBY disebut di kasus Hambalang.

"Pak SBY disebut, anaknya disebut, pak SBY sendiri yang ngomong, beliau ngomong saya dikait-kaitkan," ujar Ampera.

Lantas Ferdinand menyebut bahwa yang mengait-kaitkan adalah orang lain.

"Artinya kalau Pak SBY mengatakan seperti itu, Pak SBY melarang untuk dikait-kaitkan," ujar Ferdinand Hutahaean.

Simak video selengkapnya:

Diberitakan sebelumnya Prabowo mengatakan Indonesia sudah masuk darurat korupsi.

Pasalnya, dari pejabat negara, kalangan anggota Dewan, menteri hingga, hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," ujarnya.

Hal ini dia sampaikan saat menghadiri acara "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura, Selasa (27/12/2018).

Sementara itu, Sandiaga yang menyebut hukum di Indonesia saat ini tajam ke bawah tumpul keatas dalam rangka merespons operasi tangkap tangan (OTT) yang kembali dilakukan KPK di Pengadilan Negeri (PN) Jaksel.

Sandi menilai, OTT yang digelar KPK ini sebagai bukti bahwa korupsi sangat mengkhawatirkan.

Menurutnya, kasus ini terjadi karena hukum yang tak konsisten dan tak adil.

Hal ini menyebabkan para penegak hukum melakukan korupsi. "

Tajam ke bawah tumpul ke atas. Itu yang mesti diselesaikan," jelasnya. (TribunJateng.com/Woro Seto)

Berita Terkini