TRIBUNJATENG.COM- Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya terekam beberapa kali menyindir Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean
TribunJateng.com, melansir melalui akun Youtube Najwa Shihab Barisan Para Mantan: Korupsi Sudah Stadium 4? yang diunggah pada Rabu (5/12/18).
Di awal video tersebut, Yunarto Wijaya diberikan kesempatan pertama oleh Najwa Shihab untuk memberikan pernyataan.
Yunarto Wijaya menilai bahwa politik tidak boleh baper.
"Bicara soal mantan, jadi ini jangan dicampuradukkan dengan perasaan. Yang paling penting adalah politik itu jangan baper," ujarnya.
Ia kemudian mencontohkan pernyataanya itu dengan kicauan-kicauan Ferdinand yang mana seolah menunjukkan jika ia sangat anti dengan "cebong".
• Heboh Bilik Asmara di Lapas Sukamiskin, Napi Koruptor Bebas Bercinta dengan Tarif Ini
• Cuitan Terbaru Dubes Arab Saudi Osamah Setelah Dikecam PBNU
• Di ILC, Aa Gym Minta Ahok Diundang di Reuni 212 Tahun Depan, Ini Alasannya
"Kita bisa komentari Twitternya politisi yang tweetnya paling fenomenal Ferdinand Hutahaean. Tadi kita lihat di mana di Twitter, beliau ini paling anti Cebong, tapi saya baru lihat juga empat tahun lalu beliau berpidato layaknya panglima cebong," ujar Yunarto.
Mendengarnya pernyataan Yunarto, satu studio pun tertawa.
Ferdinand Hutahaean juga ikut tertawa.
Yunarto kemudian menginggatkan untuk tidak membangun politik kultus.
Menurutnya, ketika seseorang membangun politik kultus, maka yang terbangun adalah relasi antara pelayan dengan juragan.
Ia kembali mencontohkan kasus tersebut dengan Ferdinand Hutahaean.
"Bung Ferdinand mungkin ingat pada bulan Mei tahun 2015 sebagai Direktur Eksekutif Energi Watch, pernah mengatakan membela Sudirman Said ketika ingin membubarkan Petral, ketika ada reaksi dari SBY Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, bung Ferdinand mengatakan 'SBY jangan lebay' disitu. Saya tidak mendengar kritik itu ketika bung Ferdinand sudah masuk partai yang saya tangkap seperti sedang membangun hubungan antara pelayan dengan tuan dengan SBY," tambahnya.
Selesai mengatakan hal tersebut, Yunarto meminta penonton yang di studio untuk bertepuk tangan untuk Ferdinand.
• Aa Gym Ungkap Sosok Pemenang Pilpres, Peserta ILC Bertepuk Tangan
• Di ILC Fadli Zon dan Irma Suryani Saling Tuding, Aa Gym Mendadak Berdiri dan Pukul Meja
• Ramalan Zodiak Hari Ini Kamis 6 Desember 2018, Sagitarius Hindari Pikiran Negatif
Setelah itu Yunarto menilai bahwa politisi bertipe kutu loncat merupakan politisi yang memegang prinsip dan bisa juga sebagai oportunis.
"Yang ketiga itu tentang kritisi dan amati betul. Karena politisi yang seperti kutu loncat, berpindah-pindah itu bisa dilihat dari 2 perspektif, satu politisi yang tahu betul bagaimana memegang prinsip sehingga bisa berubah, tapi dia juga bisa menjadi seorang yang paling oportunis dengan bergantung pada kepentingannya," tambahnya.
Lagi-lagi Yunarto mencontohkan dengan cuitan Ferdinand.
"Ada surat yang ditulis bung Ferdinand pada 17 Maret 2014 judulnya 'Jokowi dan Drama Khianat Ala Gerinda'."
"Disitu jelas dikatakan bahwa penolakan Gerinda pada penunjukkan Jokowi dikarenakan perjanjian batu tulis adalah bukti bahwa Prabowo mementingkan kekuasaan dan menolak suara rakyat."
"Dan sekarang bung Ferdinand bersikap 180 derajat berbeda, tinggal dinilai sendiri," bebernya.
Merasa tidak terima dengan pernyataan YUnarto Wijaya, Ferdinand mencoba memberikan klarifikasi.
"Yang terakhir itu saya tidak pernah bikin surat seperti itu, karena 2014 itu saya tidak pernah menulis seperti itu, saya tidak pernah buat pandangan seperti itu, karena 2014 tidak pernah menulis seperti, saya tidak pernah punya pandangan seperti itu, kalau soal batu tulis, saya menilai pihak Megawati yang mengkhianati," ujarnya.
Namun, ia tak mengelak soal kritiknya pada SBY.
"Soal Sudirman Said itu memang benar, karena saya sekali lagi, saya tidak pernah memikirkan apa pun didunia ini kecuali kepentingan bangsa,"kalaupun nanti Prabowo jadi presiden dan tidak mementingkan bangsa, saya akan ada di garis depan untuk menjatuhkan dia," ujarnya.
Lantas, Najwa Shihab mencoba mengkroscek pernyataan Yunarto Wijaya.
"Ini ada tulisan melalui kompasiana," ujar najwa Shihab yang disambut riuh penonton.
Ferdinand Hutahaean pun lantas mengaku bahwa ia tidak memiliki akun di kompasiana itu.
"Nggak, saya harus clearkan, saya tidak pernah punya akun Kompasiana seperti ini, ini bukan punya saya," tegasnya
"Dicek lagi, nanti lupa kalau pernah punya, nyesel," Anggota TKN Jokowi-Ma'ruf Kapitra Ampera tiba-tiba menginterupsi hingga disambut tawa penonton di studio.
"Tidak, saya tegaskan, saya tidak punya akun Kompasiana, ya," pungkasnya.
Berikut video selengkapnya:
(TribunJateng.com/Woro Seto)