Kisah Penghuni Terakhir Dusun Mati, Kampung yang Ditinggal Seluruh Penduduknya karena Longsor

Penulis: khoirul muzaki
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jalan setapak menuju rumah Kahad terpotong sungai hingga membuat rumah itu terisolasi, di lereng gunung Mandala, Desa Majatengah Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Siapa mau tinggal menyendiri di kebun atau hutan yang jauh dari pemukiman.

Membayangkan saja sudah tak mengenakkan.

Ruang sosialisasi yang jadi kebutuhan dasar makhluk sosial pun tak ada. Hanya sunyi yang selalu menyapa.

Belum lagi, gangguan satwa liar yang setiap waktu bisa mengancam.

Tetapi siapa sangka, ada saja warga yang lebih memilih tinggal terasing dari pemukiman.

Di lereng gunung Mandala, Desa Majatengah Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sebuah rumah kayu berdiri di tengah hutan atau perkebunan warga.

Di sana, Kahad dan tiga anggota keluarganya bertinggal.

Dari sisi mana pun, rumah itu langsung berhadapan dengan pepohonan dan kebun yang rimbun tanaman salak.

Sepi tentu. Keluarga itu tak punya tetangga yang bisa diajak bercengkerama.

Terlebih saat malam. Hening kian mencekam.

Jika pun ada kebisingan, itulah nyanyian Tonggeret. 

Tonggeret adalah serangga kecil penghuni pohon.

Atau jangkrik yang mengerik di balik tanah.

Riak air di hulu sungai Kacangan sedikit memecah lengang.

Pun tak ada jalur akses menuju rumah itu, kecuali jalan setapak yang terpotong sungai Kacangan.

Halaman
123

Berita Terkini