Ia masih bertahan meski marabahaya mengintai. Sementara pergerakan tanah semakin meluas. Ancaman itu semakin ganas. Lahan terdampak terus bertambah.
Rumah itu sudah mendesak direlokasi. Tetapi siapa yang mampu membujuk penghuninya. Suatu hari, sejumlah petinggi kecamatan, mulai Camat, Kapolsek, hingga Danramil sampai harus turun tangan.
Melalui pendekatan yang halus, penghuni terakhir dusun itu akhirnya luluh.
"Pas longsor, kami, Camat, Kapolsek, Danramil ke sana semua. Disarankan harus pindah tempat, akhirnya mau," katanya.
Kahad dan keluarganya akhirnya bersedia direlokasi dan meninggalkan tempat tinggalnya. Petugas dan relawan akhirnya membongkar rumah kayunya.
Rumah terakhir di dusun itu dipindah ke lahan yang lebih aman. Keluarga itu akhirnya menempati rumah di lahan baru dekat balai desa.
Setelah bertahan lama, penghuni terakhir dusun itu ikut hengkang. Rumah terakhir telah diangkat dari tanah yang terus mengancam.
Kini, dusun itu benar-benar mati ditinggalkan seluruh penghuninya. Tak ada lagi kehidupan yang menyertai.
Kahad akhirnya mengalah, atau memang pendiriannya kalah. Ia yang tak pernah mengawali, harus menutup riwayat dusunnya lebih cepat, dari yang mungkin ia bayangkan. (Tribun Jateng/Khoirul Muzakki)
• BREAKING NEWS: Mobil Bupati Demak Kecelakaan di Tol Batang-Semarang, Ajudan Meninggal
• Kronologi Gran Max Masuk Parit Jalan Tol Salatiga-Solo, Seorang Penumpang Tewas
• Korban Kecelakaan di Tol Salatiga-Solo Rombongan Pedagang Pasar Induk Caringin Bandung
• Rey Utami Sebut Luna Maya Suka Marah-marah: Sopirnya Aja Pindah Kerja ke Syahrini
• Penampilan Baru Syahrini Usai Menikah dengan Reino Barack Bikin Publik Terkejut, Ini Videonya