TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Mahasiswi asal Jepara, Fatihatun Nahdhiyah, yang meninggal di Mukattam, Kairo Mesir, dimakamkan di makam keluarga di Dukuh Jrakahsari RT 1 RW 10 Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Jepara, Senin (20/5/2019).
Seribuan warga mengiringi jenazah mahasiswi yang tutup usia pada umur 23 tahun.
Sebelum dibawa ke liang lahat, jenazah disalatkan di masjid Nurul Anwar.
Selesai disalatkan, jenazah diiring pelayat ke liang lahat.
VIRAL: Kegigihan Fatihatun Nahdhiyah, Mahasiswi Al-Azhar Asal Jepara yang Meninggal Kecelakaan di Kairo
Saat jenazah berikut petinya dimasukkan ke liang lahat, Ali Rohmat sebagai ayah hanya bisa tertunduk.
Aroma kesedihan dari mukanya mencoba dihalau dengan memcoba tersenyum ketika disapa oleh pelayat, tapi tak bisa.
Kesedihan atas meninggalnya sang putri masih sangat kentara dari rautnya.
Sementara di rumah duka terdapat beberapa karangan bunga ucapan belasungkawa.
Sang ibu, Anis Malihatin, kedua matanya bengkak.
Dia duduk di teras sembari menyalami pelayat yang datanh dan pergi.
Diketahui Fatih, sapaan akrabnya, merupakan korban kecelakaan di Mukattam Kairo pada Rabu (15/5/2019).
Dia ditabrak truk yang bergerak mundur.
Saat itu sopir tidak tahu kalau di belakang ternyata ada orang.
Jenazah sampai di kediaman pada Minggu (19/5/2019) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat itu, kata dia, jenazah didampingi oleh sejumlah kawan kuliahnya di Mesir yang tergabung dalam Keluarga Mathaliul Falah (KMF).
Memang sebelum ke Negeri Piramida, Fatih mengenyam pendidikan di Mathaliul Falah Kajen, Margoyoso, Pati.
"Dia di Mesir hampir 4 tahun.
Masih kurang 1 tahun lulus," kata Ali Rohmat selepas pemakaman putrinya.
Sepanjang kuliah di sana, dia selalu berkabar melalui pesan Whatsapp dengan keluarganya.
Hanya itu yang menautkan mereka.
Sebab, sejak awal menempuh pendidikan di Mesir Fatih belum pernah pulang.
"Dia punya cita-cita sampai S2 di sana," kata Ali.
Selama kuliah di sana putri sulung pasangan Ali Rohmat dan Anis Malihatin ini juga menyibukkan diri di berbagai kegiatan.
Termasuk aktif di organisasi yaitu Fatayat NU.
"Tidak ada punya cita-cita apa, yang paling penting jadi orang pintar," lanjut Ali.
Sebelum meninggal, Fatih tidak ada pesan khusus.
Pun dengan firasat sebelumnya juga tidak dirasakan oleh ayahnya.
Hanya saja saat malam kejadian meninggalnya sang putri dia tidak bisa tidur.
"Saya tidak bisa tidur. Cuma itu saja," katanya.
Atas dipulangkannya jenazah anaknya, dia mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak.
Pasalnya, proses pemulangan jenazah tidak sulit.
Hal itu di antaranya atas bantuan dari KMF dan KBRI Mesir.
"Keluarga tidak terbebani sepeser pun (biaya pemulanhan jenazah).
Kami selaku keluarga mengucapkan banyak terima kasih pada semua instansi," jelasnya. (*)
• Kegigihan Fatihatun Nahdhiyah, Mahasiswi Al-Azhar Asal Jepara yang Meninggal Kecelakaan di Kairo
• Harga Selimut Bayi Nikita Mirzani Capai Rp 15 Juta, Ayu Ting Ting Berikan Barang Lebih Mahal
• Lee Jeong Hoon Ancam ke Jalur Hukum, Netizen Pemilik Akun Nia Aprilia Malah Semakin Membully
• Jelang 22 Mei, Amien Rais dan Habib Rizieq Shihab Ditantang Sumpah Mubahalah oleh Relawan Jokowi
• Soal Surat Wasiat Prabowo, Gerindra : Akan Jadi Standing Point Terakhir Prabowo