“Sebenarnya anak saya tidak bodoh. Nilai hariannya bagus-bagus, tapi UN jadi jeblok karena ujiannya di komputer,” terang ibu rumah tangga ini.
Tak hanya Niko, sejumlah anak lain juga mendapatkan berkah dari sistem zonasi. Menilik website jateng.siap-ppdb.com, sejumlah siswa bernilai UN rendah terdaftar di sekolah ternama di Kota Semarang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setuju, meski banyak penolakan, tujuan sistem zonasi sangat bagus. Sistem ini membuat setiap sekolah setara.
“Justru sistem ini membuat semua sekolah menjadi favorit, meskipun sebenarnya butuh waktu untuk mewujudkan cita-cita itu,” kata dia.
Pemprov Jateng akan berupaya memfavoritkan semua sekolah yang menjadi kewenangannya. Caranya adalah dengan memperbaiki sarana prasarana dan kualitas pendidik.
“Bisa juga dengan memindahkan guru-guru berprestasi di sekolah favorit ke sekolah lain, jadi ada kesempatan yang sama antara siswa sekolah satu dan sekolah lainnya.
Di banyak sekolah favorit dulu anaknya sudah hebat, gurunya diam saja anaknya sudah pintar sendiri. Hari ini kita butuh anak-anak yang kemampuannya kurang, butuh fasilitas, guru yang hebat sehingga pemerataan sekolah yang dulu dikasih judul favorit masyarakat itu bisa kita bikin semuanya begitu," imbuhnya. (afn)