Kisah Fajar Muhammad Al Farouk peraih Adhi Makayasa 2019 dari Akmil Akademi Militer Magelang
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Fajar Muhammad Al Farouk, memeluk erat ayahnya.
Matanya berkaca-kaca, tak kuasa menahan haru sekaligus rasa bahagia.
Lepas dari pelukan Mayor (Purn) Kasiyadi --sang ayah--, ia pun segera melakukan hal serupa terhadap ibunda Sri Wahyuni.
Farouk baru saja meraih penghargaan Adhi Makayasa.
Pemuda kelahiran 12 September 1996 itu dinobatkan sebagai sersan mayor satu taruna (Sermatutar) yang lulus dengan predikat terbaik.
Pengukuhannya dilakukan dalam Penutupan Pendidikan dan Wisuda Sarjana Taruna Akademi Militer Tingkat IV Tahun Pendidikan 2018/2019 di Lapangan Pancasila, komplek Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang.
VIRAL: Satu Taruna Akmil Tak Bisa Teruskan Dinas Militer, Ini Penyebabnya
• Nama-nama Peraih Adhi Makayasa Akmil, Lulusan Terbaik Akademi Militer di Magelang
• Taruni Asal Pati Sabet Penghargaan di Wisuda Akmil 2019, KSAD Andika Perkasa: Tetap Ingat Orangtua
• Pangdam IV Diponegoro Akan Tindak Tegas Oknum Panitia yang Bermain dalam Werving Calon Taruna Akmil
• BREAKING NEWS : Warga Kumpulrejo Kendal Digegerkan Penemuan Makam Kuno, Terbuat dari Batu Karang
Taruna asal Bondowoso, Jawa Timur, dengan kecabangan Corps Penerbang (Cpn) itu lulus dengan IPK 3,75.
Seusai meraih Adhi Makayasa, Faoruk bertekad akan mengubah mindset banyak orang.
Menurut dia, selama ini banyak yang berpikiran 'hanya infanteri yang memimpin'.
"Mungkin orang di luar sana berpikir, hanya infanteri yang bisa memimpin. Saya bertekad ingin ubah mindset itu, semua kecabangan sama, tinggal bagimana seorang tentara profesional dalam mengemban tugasnya," ucap Faoruk, bersemangat.
Perihal Corps Penerbang sebagai kecabangan yang ditekuni, Farouk mengatakan itu bukan merupakan pilihan pribadi.
Semua berdasarkan hasil tes psikologi saat awal memasuki kawah candradimuka perwira TNI AD itu.
"Sejak awal tes psikologi menentukan hal itu. Saya mencoba untuk tidak menolak perintah, jadi saya jalani saja," ucap alumni SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang, ini.
Terbukti kepatuhannya itu tak salah.
Membuahkan hasil. Ia pun berhasil menyabet Adhi Makayasa, dengan kecabangan yang ditetapkan berdasar hasil tes psikologi tersebut.
Farouk mengakui yang selalu menjadi motivasinya selama ini adalah sosok orangtuanya.
Sang ayah merupakan purnawirawan TNI AD yang memulai karier dari tingkat tamtama hingga bisa pensiun dengan pangkat mayor.
"Menurut saya, itu adalah sebuah pencapaian yang sungguh luar biasa. Sekarang tinggal bagaimana saya bisa melampaui ayah saya dan membanggakan kedua orangtua," ucap anak ketiga dari enam bersaudara itu.
Dia menyebut selama empat tahun digodog di Akmil Magelang, bukan hal yang mudah.
Banyak suka-duka yang dialami.
Namun, ia tahu ayah dan ibunya selalu mendukung dan mendoakannya setiap waktu.
"Apabila saya mendapat beban atau merasa jatuh, maka yang saya ingat pertama adalah Allah. Kemudian orangtua. Mereka selalu mendukung dan mendokan saya. Beliau berdua juga berpesan, Adhi Makayasa adalah amanah, karena itu saya harus bisa mengemban dan ke depan lebih baik lagi," tuturnya.
Kasiyadi berharap apa yang telah diraih Farouk saat ini bisa membawa manfaat di masa depan.
Baik untuk dirinya, keluarga maupun kesatuan tempat ia bertugas nanti.
Tentu juga bagi bangsa dan negara.
"Terima kasih pula saya ucapkan, untuk almamater ananda, yaitu MI At-Taqwa Bondowoso, SMPN 1 Bondowoso, dan SMA Taruna Nusantara Magelang," ucap Kasiyadi yang purnatugas dari dinas militer pada 2013 silam ini.
Meski berlatar belakang militer, dia menegaskan tak pernah memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejak sang ayah.
Menurut Kasiyadi, semua mengalir saja.
Sebagai orangtua, ia selalu mendukung kemauan sang anak selama itu dirasa baik.
Ia selalu memegang prinsip Tut Wuri Handayani, selalu memberikan dorongan dari belakang.
Dari enam anaknya, dua di antaranya kini telah lulus dari Akmil.
"Kakaknya Farouk lulus dari sini juga pada 2009 silam," ucapnya.
Selama kedua anaknya berproses di Akmil, ia selalu berpesan, agar mereka mematuhi semua arahan dan bimbingan pengasuh.
"Semua itu, kalau memang sudah rezekinya, ya kita terima. Kalau memang belum, ya kita harus ikhlas," tuturnya.
Sang adik, Fajar Dimas Nur Islam, mengaku juga ingin mengikuti jejak dua kakaknya.
Siswa SMAN 1 Jember ini tahun depan ingin mencoba peruntungan: mendftar menjadi taruna di Akmil Magelang.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memimpin langsung Tupdik dan wisuda sarjana taruna Akademi Militer (Akmil) tingkat IV tahun pendidikan 2018/2019 di Lapangan Pancasila, komplek Akmil Magelang.
Dalam kesempatan ini, Andika mewisuda 259 dari 260 sersan mayor satu taruna (Sermatutar).
"Satu orang yang pernah menjadi taruna, tak dapat melanjutkan dinas di kemiliteran, karena terkendala fisik dan kesehatan," kata Andika, yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Selanjutnya, sambung Andika, para wisudawan akan dilantik oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, pada Selasa (16/7) mendatang.
Setelah dilantik, para Sematutar yang telah diwisuda secara resmi akan menjadi perwira pertama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI) AD, dengan pangkat Letnan Dua (Letda).
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE:
Selain Fajar Muhammad Al Farouk, yang menyabet penghargaan Adhi Makayasa, seornang taruni asal Pati, juga menyabet penghargaan serupa.
Sermatutar Dewi Okta Pusparini dengan kecabangan Corps Keuangan (Cku) lulus dengan IPK 3,61. (tribunjateng/yayan isro' roziki)
• Ayu Ting Ting Keluar dari Pesbukers ANTV Gara-gara Disindir Pemain Lain? Syifa : Dianggap Sampah
• Krisdayanti Jual Tas Hermes Bekas, Harga Rata-rata Masih 90 Jutaan
• Meski Sempat Terjatuh Lalu Bangkit, Menpora Berhasil Kalahkan Chris John di Atas Ring
• Ini Jadwal Lengkap Badminton Indonesia Open 2019, Live Streaming TVRI & Trans7