Pasalnya, visibilitas amat buruk atau jarak pandang terganggu oleh kabut yang tebal.
Namun, awak kapal patroli menemukan sebuah jaket pelampung terapung-apung di dekat tempat penemuan.
Di bagian belakang jaket itu tercetak nama kapal dalam huruf Cina tradisional.
Kapal patroli CGA kemudian meninggalkan lokasi karena angin kencang dan gelombang laut yang tinggi seiring mendekatnya Topan Lekima.
Ayatin mengatakan, menantunya baru melaut lagi setelah lama menjadi sopir.
Putri Ayatin, Erna yang juga istri Robin, juga bekerja di luar negeri sebagai TKW di Singapura.
Mendapat kabar suaminya tenggelam dan menghilang, Erna menelepon Ayatin.
"Setelah ayah Robin ke sini, Erna nelepon saya.
Dia bilang, 'Mak, jare bapaknya Syifa kena musibah, ya? Dibacakan Yasin, ya, Mak,'" kata Ayatin mengingat pesan putrinya.
Dua anak Robin-Erna, Syifa (9) dan Syafa (4), dititipkan kepada Ayatin.
Wanita ini masih ingat, sebelum Robin berangkat ke Singapura berpesan agar dia selalu menjaga Syifa dan Syafa.
"Mak, titip Syifa karo Syafa," demikian Ayatin menirukan permintaan sang menantu.
Dia juga masih teringat wajah manja Syafa yang menelpon Robin pada Minggu (4/8/2019).
Tepat tiga hari sebelum kapal Chuan Yi Tsai No 1 tenggelam.
Saat itu, Syafa menelepon minta sepatu roda.