TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Kebenaran kabar lima ABK (anak buah kapal) asal Indonesia yang hilang tenggelam di perairan Taiwan masih sulit diterima Ayatin (62).
Warga Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ini belum benar-benar percaya kalau kapal Chuan Yi Tsai No 1 yang diawaki menantunya, Robin (32), pecah menjadi dua ditabrak kapal tanker.
Hingga kini, Ayatin berharap menantunya itu masih hidup dan diselamatkan kapal lain.
"Bapaknya Robin ke sini ngasih kabar.
Saya cuma bisa diam.
Dalam hati, astaghfirullah.
Semoga itu tidak benar.
Semoga Robin sehat dan panjang umur," kata Ayatin kepada Tribunjateng.com, Rabu (21/8/2019).
Robin memang tenggelam di perairan Taiwan bersama kapal tempatnya bekerja.
Kapal penangkap ikan bernama Chuan Yi Tsai No 1 ditemukan terbalik di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai oleh kapal Penjaga Pantai Taiwan, Rabu (7/8/2019) pagi waktu setempat.
Kapal itu diawaki 6 orang, 5 di antaranya anak buah kapal (ABK) asal Indonesia.
Tiga merupakan warga Jawa Tengah, masing-masing Robin (Brebes), Dasirun (Kabupaten Tegal), dan Tolani (Pemalang).
Chuan Yi Tsai No 1 yang terdaftar di Yilan meninggalkan Pelabuhan Wushi di Yilan, Taiwan timur laut, pada 2 Agustus.
Sang pemilik yang identitasnya tidak disebutkan menyatakan kapal itu bertolak menuju perairan lepas di pantai timur Taiwan.
Kapal itu semula dijadwalkan berlabuh kembali di Wushi pada 4 Agustus.
Ternyata hingga tanggal itu tak kunjung tiba.
Kata pemiliknya, sudah tidak ada kontak sejak pukul 1 malam pada Selasa (7/8/2019) tanpa menjelaskan selisih tanggal yang dimaksud.
Lokasi terakhir kapal yang tercatat adalah 19 mil laut di sebelah timur Suao Township, Yilan.
Sang pemilik menambahkan, kapalnya memiliki 1 kapten dan 5 ABK.
Kapten kapal berusia 66 tahun bermarga Lai.
Semua awaknya merupakan warga Indonesia.
Badan Penjaga Pantai (CGA) Taiwan dibantu institusi yang sama dari Jepang sudah mengirim kapal dan helikopter untuk mencari kapal yang hilang.
Pencarian dilakukan setelah sang pemilik melapor kepada otoritas setempat.
Setelah bertukar informasi dengan Penjaga Pantai Jepang, kapal patroli CGA menemukan sebuah kapal dalam kondisi terbalik.
Kapal tersebut dalam keadaan terpotong menjadi dua bagian.
Pecahannya mengambang di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai sekitar pukul 7 pagi pada hari Rabu.
Dari sebuah foto yang dipublikasikan Asosiasi Nelayan Yilan Toucheng, terlihat dua bagian kapal itu terapung-apung.
Pengambilan foto berasal dari helikopter.
Lunas kapal dan haluan bola berada di bagian atas yang berarti kapal dalam kondisi terbalik.
Memang kapal patroli tidak dapat mengkonfirmasi apakah kapal yang terbalik itu Chuan Yi Tsai No. 1.
Pasalnya, visibilitas amat buruk atau jarak pandang terganggu oleh kabut yang tebal.
Namun, awak kapal patroli menemukan sebuah jaket pelampung terapung-apung di dekat tempat penemuan.
Di bagian belakang jaket itu tercetak nama kapal dalam huruf Cina tradisional.
Kapal patroli CGA kemudian meninggalkan lokasi karena angin kencang dan gelombang laut yang tinggi seiring mendekatnya Topan Lekima.
Ayatin mengatakan, menantunya baru melaut lagi setelah lama menjadi sopir.
Putri Ayatin, Erna yang juga istri Robin, juga bekerja di luar negeri sebagai TKW di Singapura.
Mendapat kabar suaminya tenggelam dan menghilang, Erna menelepon Ayatin.
"Setelah ayah Robin ke sini, Erna nelepon saya.
Dia bilang, 'Mak, jare bapaknya Syifa kena musibah, ya? Dibacakan Yasin, ya, Mak,'" kata Ayatin mengingat pesan putrinya.
Dua anak Robin-Erna, Syifa (9) dan Syafa (4), dititipkan kepada Ayatin.
Wanita ini masih ingat, sebelum Robin berangkat ke Singapura berpesan agar dia selalu menjaga Syifa dan Syafa.
"Mak, titip Syifa karo Syafa," demikian Ayatin menirukan permintaan sang menantu.
Dia juga masih teringat wajah manja Syafa yang menelpon Robin pada Minggu (4/8/2019).
Tepat tiga hari sebelum kapal Chuan Yi Tsai No 1 tenggelam.
Saat itu, Syafa menelepon minta sepatu roda.
"Ayah tukuke sepatu roda. Ati-ati ya, Ayah. Adong mangkat maca bismillah (Belikan sepatu roda, hati-hati, baca basmalah sebelum berangkat," tutur Ayatin menirukan permintaan cucunya.
"Robin waktu itu juga pesan kepada saya, 'Mak, nyong pan mangkat. Syafa karo Mamak, ya,'" ingatnya.
Terpisah, ayah Robin, Tarlan (57), mengatakan masih belum ada kabar terbaru dari perusahaan jasa pengiriman tenaga kerja Indonesia yang menaungi anaknya.
Mereka baru akan mengabari setelah ada informasi terbaru.
Tarlan bahkan sudah beberapa kali menghubungi pihak yang bertanggung jawab di Taiwan tapi diberitahu masih belum dapat kabar.
"Saya sudah menghubungi PT di Brebes dan pihak di Taiwan tapi belum ada kabar lagi," jelasnya.
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE:
Terakhir Tarlan menghubungi Robin pada Selasa (6/8/2019) tapi sudah tidak terhubung.
"Harapan saya ya penginnya selamat.
Itu kan belum ditemukan.
Kemungkinan-kemungkinan itu kan bisa saja terjadi.
Barangkali ada kapal lain yang menolong,"harapnya.
Baik Tarlan maupun Ayatin sama-sama tinggal di Sitanggal.
Setelah menikah, putra Tarlan yaitu Robin tinggal di rumah mertua yang satu desa dengannya. (fajar b achmad)