Erick Thohir Sebut Pemerintah Upayakan Solusi Jiwasraya Sejak 2006

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan kepada awak media seusai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian implementasi B30, di SPBU MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Saat itu, laporan keuangan Jiwasraya terlihat baik-baik saja namun sudah dipoles sedemikian rupa.

"Meskipun tahun 2006 perusahaan masih membukukan laba, namun laba tersebut sebenarnya adalah laba semu sebagai akibat dari rekayasa akuntansi, di mana perusahaan telah mengalami kerugian," kata Agung saat memberikan keterangan resmi di BPK RI, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Tak hanya itu, tahun 2017 lalu Jiwasraya juga memperoleh opini tidak wajar dalam laporan keuangannya.

Padahal, saat itu Jiwasraya telah membukukan laba Rp 360,3 miliar.

Agung menyebut, opini tidak wajar itu diperoleh akibat adanya kekurangan pencadangan sebesar Rp 7,7 triliun.

Begini Sosok Reynhard Sinaga di Mata Temannya saat Kuliah di Indonesia

Tanggapan Ayah Reynhard Sinaga Setelah Anaknya Divonis Seumur Hidup Pengadilan Inggris

5 Fakta Kasus Reynhard Sinaga, Divonis Seumur Hidup hingga Tak Mengaku Bersalah dan Tidak Menyesal

Cerita Sahabat Reynhard Sinaga Predator Seksual Asal Indonesia, Rey Anggap Dirinya Peterpan

Menurut Agung, jika pencadangan dilakukan sesuai ketentuan, seharusnya perusahaan menderita rugi.

Berlanjut di tahun 2018, Jiwasraya akhirnya membukukan kerugian unaudited sebesar Rp 15,3 triliun.

Hingga September 2019, Jiwasraya diperkirakan rugi sebesar Rp 13,7 triliun.

Kemudian pada November 2019, Jiwasraya mengalami negative equity sebesar Rp 27,2 triliun.

"Kerugian itu terutama terjadi karena PT AJS menjual produk saving plan dengan cost of fund yang sangat tinggi di atas bunga deposito dan obligasi, dilakukan secara masif sejak tahun 2015 dan diinvestasikan dalam saham yang berkualitas rendah," jelas Agung.

Sebetulnya kata Agung, BPK telah melakukan pemeriksaan 2 kali, yakni tahun 2016 dan tahun 2018.

Pemeriksaan tahun 2016 disebut dengan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dan menemukan 16 temuan.

Kemudian berlanjut pemeriksaan investigasi awal pada 2018.

"Dari situ terlihat PT AJS berisiko atas potensi gagal bayar atas transaksi investasi dari hansol internasional dan PT AJS kurang optimal dalam mengawasi reksadana yang dimiliki," tutur dia.

BPK pun telah mengarahkan Jiwasraya agar menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan menaruh dana dalam saham yang sehat.

Halaman
123

Berita Terkini