TRIBUNJATENG.COM - Bambang Pamungkas tampaknya belum bisa move on dari Persija Jakarta meski sudah memutuskan gantung sepatu bersama Persija Jakarta pada musim 2019.
Setelah pensiun, dikabarkan Bambang Pamungkas menjadi manajer Persija Jakarta.
Kabar Bambang Pamungkas menjadi manajer Persija Jakarta sebelumnya sudah ramai diperbincangkan via media sosial.
• Seragam Timnas Indonesia Tak Pakai Nike, Ini Foto Latihan Timnas U-19 Pakai Apparel Asal Thailand
• Resmi, Persija Jakarta Datangkan Eks Juventus di Liga 1 2020, Ini Kata Ferry Paulus
• Viral di Medsos Miliarder Cari Pasangan Single Diajak Kencan ke Bulan Pakai SpaceX, Ini Syaratnya
• PSSI Lepas Nike, Seragam Timnas Indonesia Pakai Merek Apparel Asal Thailand, Ini Kata Cucu
Hal itu terlihat dari kehadiran Bambang Pamungkas saat Persija Jakarta memperkenalkan Evan Dimas belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Bepe itu terpantau sedang berbicara dengan manajemen Persija Jakarta, Evan Dimas, dan Muly Munial.
Awalnya diperkirakan kehadiran Bambang Pamungkas karena memiliki kedekatan dengan Muly Munial yang merupakan agen Evan Dimas.
Namun ternyata Bambang Pamungkas kembali datang saat Persija Jakarta menggelar sesi latihan perdana di Lapangan Sutasoma, Halim, Jakarta Timur, Senin (13/1/2020).
Bambang Pamungkas mengenakan pakaian yang sangat rapi selayaknya petinggi penting dari klub berjulukan Macan Kemayoran.
Awak media yang datang dalam latihan Macan Kemayoran mencoba menanyakan langsung ke Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus.
Saat ditanya, Media Officer Persija Jakarta, Dwi Putra langsung berbisik ke Ferry Paulus.
Entah apa yang dibisikkannya, Ferry Paulus pun langsung menjawab.
Kata FP, sapaan akrab Ferry Paulus, Bambang Pamungkas datang karena mau bertemu dengan teman-temannya.
“Persija Jakarta kan klub terakhir Bambang Pamungkas. Mungkin, dia datang untuk ketemu teman-temannya saja,” kata Ferry Paulus.
“Bambang Pamungkas juga sangat dekat dengan saya,” ucap pria asal Manado, Sulawesi Utara, itu.
Sejatinya, jabatan manajer Persija Jakarta sebelumnya dipegang oleh Ardhi Tjahjoko.