Iran Serang Bertubi-tubi Pangkalan Militer Amerika, 6 Jam Ratusan Tentara Denmark Sembunyi di Bunker

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Kerajaan Denmark yang tergabung pasukan koalisi AS dan NATO melatih tentara Irak di pusat training di Pangkalan Ayn al-Asad. Al Anbar pada 9 Mei 2015.

TRIBUUNJATENG.COM, YOGYA – Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran belum mereda pasca terbunuhnya Mayjen Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds pada 3 Januari 2020.

Serangan rudal balistik Iran, 8 Januari 2020 ke pangkalan militer Ayn al-Asad di Provinsi Al Anbar, Irak bagian barat, memang telah terinformasikan berjam-jam sebelumnya.

Pasukan AS dan koalisi internasional yang berada di Irak sudah mengetahuinya, lewat saluran-saluran intelijen.

Totok Sinuhun Kerajaan Agung Sejagat Purworejo Unggah IG di 2016 Perang Dunia III Terjadi di 2020

Ribuan Rudal Iran Siap Diluncurkan jika Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak Dibalas

Sertijab, Ini Daftar 12 Kapolres di Jateng, Dirlantas, Dirresnarkoba dan Karolog Polda Jateng

Fakta Baru Kematian Lina: Makanan Terakhir Diduga Jadi Penyebab Kematian Lina dan Sempat Masuk IGD

Cerita Pasukan Denmark Pasrah Sembunyi di Bunker saat Pangkalan Militer AS Digempur Rudal Iran

Iran pun sesudah serangan mengakui serangan pembalasan mereka terukur dan presisi.

Kisah ini diketahui dari kesaksian dua tentara Denmark, yang saat kejadian berada di pangkalan militer Ayn al-Asad, target utama serangan Garda Republik Iran.

Iran membalas kematian Mayjen Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds pada 3 Januari 2020.

Qassem dibunuh pihak AS setiba di Bandara Baghdad dari Damaskus, Suriah.

Pengakuan dua tentara Denmark ini dikutip situs berita Southfront.org, Senin (13/1/2020), mengutip hasil interview mereka di saluran TV2 Denmark.

“Sangat mencekam. Sulit dilukiskan lewat kata-kata. Seharusnya kami tak mengalaminya. Kami tak bisa apa-apa waktu itu, tapi kita harus bisa menerimanya,” kata Sersan John.

Denmark menempatkan 133 prajuritnya di Irak, bagian kontingen NATO yang bertugas memberi pelatihan teknis militer ke pasukan Irak.

Sersan John menambahkan, semua materi pelatihan militer yang ia dapatkan terasa tidak berguna dalam situasi genting itu.

Koresponden TV2 mewawancarai Sersan John dan beberapa prajurit Denmark lainnya di Kuwait, setelah pasukan Denmark dievakuasi ke negara itu sesudah serangan Iran.

Sumber yang dikutip TV2 Denmark, kontingen Denmark menerima informasi Iran akan menyerang sekurangnya enam jam sebelum operasi militer itu benar-benar dilaksanakan.

Informasi itu diterima dari otoritas level tinggi di pemerintahan dan Kementerian Pertahanan Denmark. Karena tidak tahu kapan serangan persisnya terjadi, penyelamatan langsung dilakukan begitu kabar diterima.

Semua prajurit Denmark mengamankan diri ke bunker di komplek pangkalan Ayn al-Asad. Ini kawasan militer yang ditempati ribuan prajurit AS dan koalisi internasional.

Halaman
123

Berita Terkini