Adapun sistem ducting yang akan dikerjakan oleh Moratel untuk kabel telekomunikasi.
Namun, menurut Hendi, tidak menutup kemungkinan utilitas lain akan masuk dalam sistem ducting.
"Kami akan koordinasi dengan PLN, PDAM, untuk bisa menata sekalian ke dalam ducting," tambahnya.
Menurut Kepala KSO BPS Moratelindo, Resi Y Brahmani, pembangunan infrastruktur kabel serat optik hampir semua kota di Indonesia belum tertata dengan baik sehingga menyebabkan kota tampak kusam dan mengurangi keindahan kota.
Karena itu, sistem ducting menjadi terobosan Smart City dalam hal pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
"Dengan pelaksanaan proyek ini, dari sudut pandang desain jaringan dan estetika infrastruktur suatu kota akan mampu mempersiapkan Kota Semarang menuju smart city yang mendukung pembangunan ekonomi digital," katanya.
Melalui proyek ini, pihaknya akan melaksanakan pembangunan pekerjaan ducting bersama dengan perkiraan sepanjang 506.064 meter U-ditch dan sebanyak-banyaknya 361 Microcell pole di ruas jalan milik Pemkot Semarang.
Pelaksanaan pembangunan akan dibagi menjadi dua zonasi dan enam tahap pembangunan.
Adapun pola kerjasama Pemkot Semarang dan KSO BPS Moratelindo didasarkan pada Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (KSDPK) dalam hal penyediaan Pelayanan Publik, dengan periode kerja sama selama 20 tahun terhitung sejak tanggal operasional komersial.
Pembangunan proyek diperkirakan selesai akhir 2021.
KSO BPS Moratelindo akan menyewakan aset proyek ke operator-operator telekomunikasi selama 20 tahun setelah tanggal operasi komersial.
Kerjasama dengan Pihak Swasta Jadi Upaya Inovatif Pembangunan Kota
Di sisi lain, Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementrian Dalam Negeri, Eko Subowo mengapresiasi Pemkot Semarang dalam menginisiasi kerjasama dengan pihak swasta.
"Ini upaya inovatif. Dana yang dimiliki Pemkot sangat terbatas.
Tidak bisa melayani masyarakat lebih cepar tanpa ada keterlibatan dana swasta," ujarnya.