"Kami masih terus berupaya mendalami kasusnya, sambil menunggu hasil autopsi," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto, Jumat (31/1/2020).
Ditanya keberadaan CCTV di depan sekolah serta sebuah hotel tak jauh dari sekolah, Anom, mengatakan, semuanya masih dalam taraf pendalaman.
Pihaknya masih mengumpulkan petunjuk yang bisa menguak misteri kematian Delis.
"Semua keterangan maupun bukti masih terus kami himpun, sambil menunggu hasil autopsi yang dilaksanakan Selasa (28/1). Jumlah saksi yang sudah dimintai keterangan sembilan orang, yaitu dari pihak sekolah, keluarga, dan warga," ujar Anom.
Delis sebelumnya dinyatakan hilang sejak berangkat sekolah dari rumahnya di Kampung Sindangjaya, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kamis (23/1/2020).
Karena dicari tak ketemu, keesokan harinya, Jumat (24/1/2020), pihak keluarga melaporkan hilangnya Delis ke Polsek Mangkubumi.
Jasad korban ditemukan di dalam gorong-gorong setelah ada warga yang mencium bau tak sedap dari dalam gorong-gorong, Senin (27/1/2020) sore.
Saat ditengok ke dalam ternyata ada tubuh manusia.
Warga sempat menggali bagian atas gorong-gorong sampai bolong dan terlihat ada kaki.
Temuan itu segera dilaporkan ke polisi.
Jajaran Satreskrim yang tiba di lokasi meneruskan penggalian.
Saat berhasil diangkat, ternyata jasad itu tak lain Delis yang masih mengenakan seragam pramuka serta membawa tas.
Sebelumnya, Wati Candrawati (46), ibu kandung korban, menyatakan kecurigaan anak sulungnya itu meninggal secara tidak wajar.
Bahkan Wati meminta pelakunya dihukum seberat-beratnya yaitu hukuman mati.
"Saya curiga meninggalnya tidak wajar. Gorong-gorong yang kecil masa bisa kemasukkan tubuh anak saya," ujar Wati, saat ditemui di pemakaman Delis di pemakaman Lewo tak jauh dari rumah, Rabu (29/1/2020).(*)