Memang dunia berharap dan membutuhkan pemikirannya untuk musnahkan Virus Corona di China.
Kala itu, DR Ali Mohamed Zaki kemudian memposting temuannya pada 24 September 2012 di ProMED-mail.
Dari hasil penelitiannya, sel-sel yang diisolasi menunjukkan efek sitopatik (CPE), dalam bentuk pembulatan dan pembentukan syncytia.
Setelah menemukan virus corona jenis baru itu, Zaki dengan cepat mengirim email ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam, Belanda.
Laboratorium itu adalah tempatnya pernah meminta bantuan dalam penelitiannya.
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki juga memosting catatan tentang proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah dengan para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Sayangnya, akibat hal itu, ia malah dipecat.
Kontrak kerjanya di rumah sakit diputus atas tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, katanya.
Ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Mesir.
"Mereka tidak suka ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo.
"Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius," kata Dr Zaki memperingatkan.
Tak berapa lama setelahnya, kasus serupa dengan pasien Zaki juga dilaporkan terjadi di Inggris, tepatnya di Rumah Sakit St Thomas, Lond. Pada saat itu, seorang pria berusia 49 tahun dari Doha, Qatar, terjangkit.
Ia dilaporkan baru mengunjungi Arab Saudi.
Pada saat itu, tenaga medis yang menanganinya tahu pria itu terjangkit virus, namun mereka tidak tahu jenis virus apa yang menjangkitinya dan seberapa parah dampaknya.
Karena kebingungan, dokter di rumah sakit memberitahukan kasus itu ke Health Protection Agency's Imported Fever Service (HPA), yang memulai penyelidikan sendiri.