Kisah Manusia tak Beruntung: Dari 10 Tahun Hidup di Goa hingga Terpaksa Tinggal di WC Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

La Udu warga Kota Bauba, Sulawesi Tenggara, tinggal sebatangkara di dalam gua di tepi pantai selama sepuluh tahun. Ia tidur disela-sela bebatuan yang sempit.

Sejak kelas 9 SMP, B berpisah dengan orang tua kandungnya yang pergi ke luar kota usai masa kontrak rumahnya habis. B yang sebatang kara kemudian diasuh oleh seseorang bernama Pak Angga.

Namun B yang bertengkar dengan orang tua Pak Angga diusir dan tidak punya tempat tinggal lagi.

"Selasa itu dia tidak pulang, kenapa kok tidak pulang ternyata sudah tidak boleh tidur di rumah itu karena ada suatu hal," kata kepala sekolahnya, Mawan Suliyadi, Jumat (6/9/2019).

Untuk sementara, kebutuhan B ditanggung oleh pihak sekolah, mulai dari makan hingga kebutuhan pendidikan.

B pun bersekolah di SMK Widyagama juga berkat ayah angkatnya. B mendapatkan beasiswa penuh di sekolah itu. Orangtua asuhnya, Angga menjanjikan akan mengasuh kembali B setelah rumah yang dia bangun selesai.

"Dia sangat nyaman dengan bapak asuhnya. Karena dididik usaha. Nyaman sekali dia. Dan nyambung. Hobinya komputer sama. Usahanya juga di bidang komputer," katanya.

3. Guru SD honorer tinggal di WC sekolah

Guru honorer di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, Nining Suryani (44) sekeluarga tinggal di WC sekolah selama dua tahun.

Karena sudah tidak punya rumah, Nining meminta izin sekolah untuk menggunakan WC tersebut sebagai tempat tinggal.

Sekolah sempat menolak, namun akhirnya pihak sekolah tidak punya pilihan dan membantunya membelikan kayu. WC dan lokasi sekitarnya itu kemudian dimodifikasi agar bisa ditempati sebagai tempat tinggal dan warung untuk siswa jajan.

"Bekas WC jadi tempat masak, kalau tidur di samping WC, ada ruangan dibangun bantuan dari kepala sekolah," kata Nining di SDN Karyabuana 3, Cigeulis, Senin (15/7/2019).

Gaji Nining sebagai guru honorer hanya Rp 350 ribu per bulan. Dia masih harus membiayai anak keduanya yang masih belajar di MTs.

"Anak saya yang kedua sekarang masih sekolah di pesantren, tiap bulan butuh biaya," kata dia. Kisah Nining menuai simpati banyak kalangan.

Sejumlah pihak kemudian membantu Nining membangun sebuah rumah. Kini, Nining dan keluarganya tak lagi tidur di WC sekolah.

Halaman
123

Berita Terkini