TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Butuh beberapa tahun agar mantan narapidana terorisme (napiter) bisa berbaur dan beradaptasi dengan warga sekitar.
Sebab, kendala yang dihadapi mantan teroris adalah saat mencoba berbaur dengan lingkungan masyarakat lagi.
Seperti dialami warga asal Semarang Barat, Kota Semarang, Machmudi Hariono saat ditemui Tribunjateng.com, Minggu (9/2/2020).
• Wanita Penumpang Grab Car Ini Ketakutan karena Gerak-gerik Driver, lalu Pencet Tombol Emergency
• Mas Dani Kamu Jahat! Teriak Ayu dalam Konser Didi Kempot di Semarang
• Persik Kendal Vs PSIS Semarang - Dua Gol Bunuh Diri Antar Kemenangan Anak Asuh Dragan Djukanovic
• Soal Sopir Angkot Bawa Bayi 3,5 Bulan, Ini Kata Kasatlantas Polrestabes Semarang
Seusai bebas dari penjara, Hariono masih butuh beradaptasi dengan lingkungan sekitar rumahnya selama 2,5 tahun.
Hariono adalah mantan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang pernah ikut berperang di Filipina.
Dia memiliki nama lain yang kini dipakainya yakni Yusuf Adirima alias Yosef.
"Proses berbaurnya lagi cukup melelahkan. Rekam jejak saya pernah gabung JI, ikut perang ke Filipina, dipenjara lalu bebas, dan masih diajak gabung lagi sama teman-teman jaringan yang lama. Itu saya butuhkan buat lepas dari semuanya sampai 2,5 tahun," cerita Cak Ucup, sapaannya.
Berkaca dari pengalamannya, Ucup mengaku sepakat dengan rencana pemerintah yang hendak memulangkan 600 WNI eks pengikut ISIS.
Hanya saja, pria berumur 38 tahun ini menyarankan supaya proses pemulangan mereka dilakukan bertahap.
Sebab, katanya, untuk memulangkan eks ISIS dalam jumlah banyak bukan perkara mudah.
Tahapannya dapat menimbulkan sejumlah masalah yang kompleks.
"Saya setuju saja. Asalkan, pemerintah harus melakukan pemberdayaan penuh terhadap mereka. Intinya prosesnya harus dikerjakan bertahap," ungkap Ucup yang kini membuka bisnis rental mobil.
Dia meminta kepada pemerintah untuk memulangkan eks pengikut ISIS berbarengan dengan momentum tertentu.
Satu di antaranya yakni saat bertepatan dengan datangnya Bulan Suci Ramadan maupun peringatan HUT RI tiap 17 Agustus.
Menurut Ucup, momentum itu bisa dipilih supaya program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dapat berjalan dengan baik