Wabah Virus Corona

Peneliti FK Undip Ciptakan Masker Herbal Temuannya Ini Bisa Memfilter Polusi Udara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HERBAL MASKER - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Undip menciptakan inovasi terbaru yang dinamakan masker herbal, mampu menyempurnakan masker biasa dalam mengatasi gangguan pernafasan akibat polusi udara. (tim)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Undip Semarang menciptakan inovasi terbaru yang dinamakan masker herbal.

Penemuan tersebut diklaim mampu menyempurnakan masker biasa dalam mengatasi masalah gangguan pernafasan yang disebabkan akibat polusi udara.

Ketua tim peneliti Dr.dr Awal Prasetyo M.Kes,Sp THT KL, menjelaskan bahwa penelitian ini didasarkan karena melihat kasus polusi udara di Indonesia yang sudah menjadi masalah nasional tahunan.

Di sisi lain keberadaan masker biasa yang selama ini ada di pasaran dinilai perlu ada penyempuranaan, atau diperkaya.

Kondisi Terkini Kehidupan di Wuhan Setelah Sebulan Ditutup Karena Corona, Warga Masih Takut Keluar

TERBARU! Inilah Rincian Daftar Gaji PNS Baru, Gaji Pokok Golongan 1 hingga 4 Lengkap & Tunjangannya

Keajaiban Laga Chelsea Vs Liverpool: Pemain 18 Tahun Ini Jadi Trending Topic

Detik-detik Penangkapan Pelaku Pengancam Culik dan Perkosa Syifa Hadju, Diringkus di Rumah

"Di Indonesia banyak kasus polusi udara, terutama saat musim kemarau, ada masalah kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.

Sejauh mana dampaknya bagi kesehatan memang belum ada penelitian. Namun bisa dipastikan bahwa polusi udara secara kesehatan mengganggu sistem pernafasan,” imbuhnya.

Setelah melalui rangkaian ujicoba, masker herbal hasil penelitian ini bisa memfilter asap atau debu lebih baik dibanding masker biasa.

Subjek yang menjadi penelitiannya kala itu merupakan karyawan salah satu pabrik jins di Bawen, Kabupaten Semarang.

Secara kasat mata masker herbal ini warna serta bentuknya sama seperti masker biasa. Tetapi ketika dicium ada aroma herbal yang begitu terasa.

Menurutnya tak sedikit orang yang menggunakan masker biasa justru mengeluhkan pilek.

Ketika beralih menggunakan masker herbal, keluhan pilek tidak lagi muncul. Sama seperti masker biasa, masker herbal ini efektif digunakan sekali pakai atau paling lama delapan jam.

"Indikasinya melihat dari dua parameter yaitu jalan nafas dan fungsi paru.

Hasilnya masker herbal ini mempunyai kemampuan proteksi terhadap perbaikan atau efek patologi yang disebabkan karena bahan cat.

Mengurangi risiko peradangan jalan nafas atas. Masker dilapisi herbal ini selain dapat memfilter polusi juga mampu memblok kandungan beracun," imbuhnya.

Dijelaskannya bahwa masker herbal ini pernah diseminarkan bekerjasama dengan Dinkes dan Disnakertrans Jawa Tengah di Undip Tembalang.

Saat ini sedang tahap pengembangan lebih lanjut dan dalam proses hak paten sebelum resmi dijual ke pasaran.

"Karena beberapa subjek menyebut bahwa baunya kalau dipakai lama-lama amis.

Hal yang menjadi kekurangan ini akan kami sempurnakan lagi. Rencananya ditambahkan tanaman herbal berupa ekstrak bunga sepatu untuk mengurangi bau tidak enak saat dipakai lama,” ujarnya.

Dr.dr Awal Prasetyo M.Kes,Sp THT KL, menambahkan, bahan baku utama masker herbal ini adalah ekstrak paku pedang.

Ketersediaannya saat ini sangat banyak dan tumbuh di pinggir sungai atau sepanjang Bandungan.

Penelitian ini menggandeng kerjasama dengan pabrik pembuat masker di daerah Surabaya dan didanai oleh Undip.

Beranggotakan lima orang lainnya yaitu Arlita Leniseptaria Antari S.Si, Msi, dr Ika Pawitra Miranti, Mkes, SpPA, Dr.dr Udadi Sadhana, M Kes, Sp PA, Dr Khairul Anam S.Si, M.Si dan Resti Ariani, S.SiM Biomed. (tim)

Berita Terkini