Wabah Virus Corona

Dinkes Jateng Umumkan 1 Pasien Dalam Pengawasan Virus Corona Meninggal di RSUD Moewardi Solo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo (tengah) didampingi Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi (kanan) dan Kepala Bidang Pelayanan Medis, Harsini, Kamis (12/3/2020) malam.

"Sejak Januari sampai hari ini, kami sudah sempat merawat 10 pasien," kata dr Agus kepada Tribunjateng.com, Rabu (26/2/2020).

Dia memaparkan, PDP itu adalah pasien dengan gejala klinis demam, batuk, dan sesak napas.

Kemudian pernah punya riwayat kunjungan ke beberapa negara yang positif corona oleh World Healht Organization (WHO).

Sementara, ODP adalah orang yang punya riwayat kunjungan ke negara-negara dan dinyatakan positif, tapi tidak menunjukkan gejala klinis.

"Maka, kedua kategori tersebut berbeda perlakuan. Yang kami rawat adalah orang dalam pengawasan, jadi memang ada gejala klinis."

"Pada Minggu (23/2/2020) memang ada pasien dalam pengawasan yang meninggal dunia."

"Jadi memang secara klinis pasien masuk dalam pengawasan, karena memang pasien ada riwayat kunjungan ke luar negeri."

"Pasien itu menunjukkan gejala klinis bisa demam, batuk, sesak napas, dan gangguan napas berat," ungkapnya.

dr Agus menyampaikan, pasien itu diperlakukan sesuai pedoman yang dibuat oleh Kemenkes.

Yaitu, penanganan dan pemeriksaan penunjang yang tujuannya adalah mencari penyebab utama apakah terjadi infeksi virus corona atau tidak.

"Alhamdulillah 10 pasien tersebut, 9 pasien sudah dinyatakan negatif oleh laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) di Jakarta."

"Jadi memang di Indonesia yang melakukan pemeriksaan virus corona dipusatkan di Litbangkes."

"Sedangkan satu pasien masih dirawat. Ini kami masih menunggu hasil pemeriksaan atas pasien tersebut," tambahnya.

Pasien Meninggal

Dia menuturkan, untuk pasien yang meninggal, manifestasi infeksi pada seseorang itu banyak.

Halaman
1234

Berita Terkini