TRIBUNJATENG.COM, BAGHDAD - Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Gempuran Udara AS Tewaskan Jenderal Iran di Irak
Seorang jenderal Korps Garda Revolusi Iran, Siamand Mashhadani, dikabarkan tewas di Irak.
Kabar ini diwartakan Southfront.org dan sejumlah media Irak, Rusia, Suriah, Jumat (13/3/2020).
• Resmi Diumumkan, Mulai April Karyawan Bergaji hingga Rp 16 Juta Per Bulan Bebas Pajak Penghasilan
• Harga Terbaru HP Samsung Galaxy A51 Bulan Maret 2020, Berikut Spesifikasinya
• Kiai Said Aqil Siradj Ajak Warga NU Tegal Teladani Kiai Hasyim Asyari
• Kabar Terbaru Mansyur S Pedangdut yang Kebingungan Bayar Listrik Lantaran Sepi Manggung
Ia meninggal akibat gempuran udara koalisi AS dan Inggris ke kamp IGRC dan Khataib Hezbollah di wilayah Al Bulkamal, Kamis (12/3/2020).
Pasukan AS meluncurkan serangan balik menyusul serbuan roket ke Pangkalan Militer Taji, Irak, Rabu (11/3/2020).
Presiden AS Donald Trump memberi lampu hijau pada Pentagon untuk menggelar operasi militer di Irak.
Serangan roket ke Pangkalan Militer Taji menewaskan tiga tentara AS dan Inggris, melukai sekitar 14 prajurit lainnya.
Selain menewaskan seorang jenderal Iran, serangan udara AS dan Inggris ke Al Bukamal merenggut nyawa 32 prajurit Popular Mobilization Unit (PMU).
Ini kelompok paramiliter Syiah yang sudah diintegrasikan ke pasukan Irak.
Serangan udara AS Rabu malam dilancarkan ke 5 sasaran terpilih di Irak.
Semua disebut lokasi-lokasi kelompok Khataib Hezbollah yang didukung Iran.
Menteri Pertahanan AS Mar Esper menyatakan, Pentagon memberi perintah pasukan AS di lapangan melakukan segala sesuatu yang diperlukan sebagai aksi balasan.
Serangan udara pasukan koalisi dilaporkan menghantam Bandara Internasional Karbala, daerah tujuan ziarah dan tempat penting bagi warga Syiah.
Tensi tinggi saat ini terjadi di Irak, menyusul konflik terbuka kelompok Hezbollah Irak dan pasukan koalisi.
Akhir Desember 2019, pasukan AS menggempur markas Khataib Hezbollah di Irak, menewaskan puluhan petempur Syiah Irak.