TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Merebaknya Virus Corona atau Covid-19 telah berdampak pada perekonomian di Jawa Tengah.
Sejumlah sektor perekonomian hanya jalan di tempat.
Sejak mewabahnya Covid-19 awal Februari lalu, importasi, ekspor dan investasi yang menjadi idikator perekonomian Jateng tak menunjukan tren positif.
"Stagnan dan terus memburuk," kata Budiatmoko Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jateng, menanggapi kondisi perekonomian akibat Covid-19, Sabtu (14/3/2020).
• Hasil Laga PSIS vs Arema FC Diwarnai 2 Kartu Merah, Tuan Rumah Menang 2-0
• Diduga Menghina Presiden Jokowi di Medsos, Mahasiswa Asal Solo Ditangkap Ditreskrimsus Polda Jateng
• UPDATE! Total Positif Corona di Indonesia Jadi 96, Bertambah 27 Kasus Dalam Sehari
• 4 Perintah Ganjar Ke Bupati dan Wali Kota Hadapi Corona, Batasi Kegiatan Hadirkan Banyak Orang
Menurutnya, wabah Covid-19 benar-benar melemahkan perekonomian.
"Tidak aktivitas perdagangan antar negara, karena sejumlah negara menutup pelabuhannya," jelasnya.
Dilanjutkannya, aktivitas importasi tak berjalan terutama dari China.
"Awal Februari sudah sepi karena libur Imlek, ditambah wabah Covid-19, membuat perdagangan semakin suram," katanya.
Adapun data BPS Jateng, beragam komoditas impor tujuan Jateng ikut terdampak.
Mulai dari elektronik, bahan baku tekstil, hingga komoditas konsumsi seperti bawang putih.
Bahkan kelangkaan yang disertai kenaikan harga bawang putih, berujung peningkatan inflasi Jateng.
Secara year-on-year Februari lalu kenaikan dan kelangkaan bawang putih menyumbang inflasi sebesar 3,55 persen.
Sementara ekspor nonmigas dari Jateng ke sejumlah negara juga mengalami penurunan.
Di mana pada Januari ekspor nonmigas dari Jateng mencapai 718 juta Dolar AS.
Menurut data Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, capaian itu turun pada Februari menjadi 626 juta AS.