Wabah Virus Corona

Inilah Cara Tes Virus Corona di Indonesia, Mulai Ambil Sampel hingga Penentuan Positif atau Negatif

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona

Menurut dia, pihaknya sebenarnya telah mengidentifikasi sejumlah lembaga yang dinilai mampu melakukan pemeriksaan virus.

Namun persoalannya, apakah lembaga tersebut memiliki peralatan dan sumber daya manusia yang terlatih atau tidak untuk menanganinya.

“Mungkin virus yang lain iya, tapi yang ini belum,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan virus corona ini harus dilakukan tanpa tergesa-gesa.

Karena ada risikonya dan khawatir akan menjadi episentrum baru.

“Jadi tidak terburu-buru karena ini bukan pemeriksaan lab biasa, karena ada risiko. Virus ini bahaya, manipulasi virus ini bahaya," ujarnya.

 "Kalau enggak mengikuti prinsip biosafety yang memeriksa bisa tertular. Kalau tidak mengikuti bio security ini ada di masyarakat bisa menyebabkan episentrum baru. Oleh karena itu harus khusus," imbuh Yuri.

Sementara itu 10 ribu kit Polymerase Chain Reaction (PCR) sudah diterima pemerintah dan sebagian sudah disebarkan ke BBTKL dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).

“Belum didistribusikan ke sepuluh-sepuluhnya (BBTKL dan BTKL), tapi sudah mulai distribusi karena kapasitasnya gak semuanya sama,” ucapnya.

Pasalnya, diperlukan audit untuk mengetahui apakah cabinet merek masih memadai atau tidak.

Periksa Lebih dari 1000 Spesimen

Sementara itu hingga Minggu (15/3/2020), pemerintah sudah memeriksa lebih dari 1000 spesimen terkait virus corona.

"Sudah lebih dari 1.000 (spesimen yang diperiksa). Terus bergerak," ungkap Yuri di Kompleks Istana, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

Ia mengungkapkan, spesimen itu dikirim ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan ( Kemenkes).

Mengingat resiko penularan dari virus ini, Yuri pun menegaskan bahwa tes yang dilakukan bukan merupakan hal yang biasa.

Halaman
1234

Berita Terkini