Terhadap masih banyak pelajar yang ditemukan pada tempat game online saat sekolah diliburkan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus Corona di Aceh, Jalaluddin mengimbau semua orang tua agar tetap memantau anak-anaknya saat libur selama 14 hari ini.
“Jangan, justru membiarkan anak-anak bebas berkeliaran di tempat-tempat umum atau tempat lain kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak,” tegasnya.
Tanpa kerja sama orang tua dan masyarakat, kata Jalaluddin lagi, libur sekolah yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus Corona di Aceh, tentu akan sia-sia.
“Sejumlah pihak khawatir karena banyaknya anak-anak usia sekolah justru berkeliaran di pusat keramaian saat sekolah diliburkan agar mereka tetap berada di rumah,” ungkapnya.
Jika kondisi seperti itu dibiarkan, tambah Jalaluddin, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada semua tingkatan bisa menjadi bumerang.
“Patroli khusus ini akan terus kita lakukan sampai dua minggu sesuai dengan instruksi Plt Gubernur Aceh yang meliburkan sekolah dalam durasi waktu tersebut,” pungkas Kasatpol PP dan WH Aceh, Jalaluddin SH MM.
Isu penyebaran virus Corona (Covid-19) sepertinya tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan asing ke Sabang. Buktinya, hingga saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Weh, itu masih terlihat.
Mereka masih bebas pergi dan pulang ke dan dari wilayah kepulauan tersebut. Seperti amatan Serambi di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Selasa (17/3/2020), puluhan wisatawan asing berangkat ke Sabang dan ada juga yang pulang dari kota titik nol kilometer Indonesia tersebut. Mereka berangkat dan pulang menggunakan kapal cepat dan kapal lambat.
Dalam kapal lambat yang sandar di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, pukul 07.30 WIB kemarin, terlihat masih ada wisatawan asing naik dan turun ke dan turun dari kapal tersebut.
Begitu juga dengan kapal yang berangkat ke Pelabuhan Balohan, Sabang pada pukul 15.30 WIB kemarin, belasan wisatawan asing naik dan turun dari kapal tersebut. Tidak hanya itu, dalam kapal cepat yang berlayar pukul 10.00 WIB dan 16.00 WIB, juga terlihat turis asing bersama sejumlah penumpang lain naik dan turun dari kapal.
Wisawatan asing tersebut semuanya menggunakan tas carrier dan mereka juga membawa barang-barang yang dititip pada porter pelabuhan. Di Pelabuhan Ulee Lheue, hanya wisatawan yang hendak berangkat ke Sabang yang diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas menggunakan alat pemindai suhu tubuh.
Tapi, wisatawan yang pulang dari Sabang tidak diperiksa apapun saat tiba di Pelabuhan Ulee Lheue. Setelah turun dari kapal, mereka langsung bergerak ke Banda Aceh mengunakan becak yang beroperasi di pelabuhan tersebut. Kondisi ini berbeda jauh dengan Jakarta. Di mana tempat wisata di wilayah ibu kota negara tersebut kini ‘mati’ akibat wabah Corona.
Sementara itu, Pemko Sabang menyatakan segera menutup pintu bagi turis asing yang ingin melancong di kota tersebut.
"Untuk sementara waktu, tamu atau wisatawan asing akan kita tolak masuk ke Sabang. Demikian juga dengan warga Sabang, saat ini mereka kita larang melakukan perjalanan ke luar negeri, seperti Malaysia," kata Kabag Umum dan Humas Sekdako Sabang, Bahrul Fikri, kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
Penolakan terhadap turis asing ini, menurutnya, dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19) di Aceh.
“Selain itu, kapal Yacht yang ingin berkunjung ke Sabang juga bakal kita tolak,” tegasnya. Tapi, sepertinya teori berbeda yang terjadi di lapangan di mana para turis asing masih terlihat pergi dan pulang ke dan dari Sabang. (hd)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul PNS Lari dan Sembunyi di Toilet, Saat Satpol PP Razia ke Warkop di Banda Aceh