Pakar sebut banyak kejanggalan corona di China
China pun dinilai melakukan banyak Kebohongan Untuk Menutup-nutupi Kasus Virus Corona, Termasuk Soal Pasien Nol
TRIBUNJATENG.COM - Selama ini China adalah negara pertama di dunia yang menjadi sumber wabah virus corona.
Namun, negara tersebut justru mencatatkan kasus lebih sedikit daripada negara lain, seperti Italia dan Amerika Serikat.
Hal itu mendorong beberapa pakar untuk menyelidiki kemungkinan China menutup-nutupi situasi di negaranya.
• Kondisi Terkini di Amerika: Dalam 2 Hari, Korban Meninggal karena Corona Capai 2.108 Orang
• Bukan Demam, Ilmuwan Inggris Ungkap Tanda Awal Paling Mungkin Seseorang Terinfeksi Virus Corona
• Kemendikbud Keluarkan Surat Mengenai Perpanjangan Masa Belajar Mahasiswa, Ini Isinya
• Ardi Bakrie Akui Nia Ramadhani Sering Mengalah Saat Bertengkar Dengannya
Melansir Daily Star pada Kamis (2/4/2020), China dituduh melakukan kebohongan tentang tingkat penyebaran virus corona.
Mereka dianggap telah menutupi jumlah kematian sebenarnya, dan beberapa fakta tentang kecerobohan mereka dalam menghadapi wabah ini.
Awalnya tuduhan itu dialamatkan karena China memiliki pasar hewan yang dianggap menyebarkan virus hingga kemudian diselidiki.
Kemudian, pemerintah Inggris, juga menuduh China telah berbohong tentang tingkat penyebarannya, lapor Sky News.
Pada awal wabah itu muncul kecerobohan China adalah mengabaikan peringatan dari para dokter di negerinya sendiri.
Saat itu beberapa dokter dihukum oleh otoritas China karena melaporkan virus corona untuk pertama kalinya.
Orang tersebut adalah Dr Li Wenliang, yang kemudian juga meninggal karena virus corona, dia pernah memberi peringatan sebelum wabah itu mengacaukan dunia.
Namun pemerintah China malah menangkapnya dan menuduhnya menyebarkan hoax.
Karena pada saat itu dia terang-terangan menerbitkan 7 kasus yang terjadi di pasar hewan ekstrem tersebut.
Namun, setelah wabah tersebut menyebar ke seluruh dunia, China mencoba memutar balikkan fakta.