Wabah Virus Corona
Kondisi Terkini di Amerika: Dalam 2 Hari, Korban Meninggal karena Corona Capai 2.108 Orang
"Saya ingin setiap orang bersiap untuk momen sulit. Ini akan menjadi dua pekan yang sangat, sangat menyakitkan," katanya dikutip
Dalam 2 hari, 2.000 orang lebih meninggal karena corona di Amerika. Trump mengatakan agar masyarakat bersiap untuk 2 pekan yang sangat menyakitkan
TRIBUNJATENG.COM - Korban meninggal akibat wabah virus corona di Amerika Serikat ( AS) mencapai 5.116 orang sampai Kamis (2/4/2020).
Angka tersebut diumumkan oleh Johns Hopkins University pada pukul 02.35 dini hari waktu setempat.
Kenaikan signifikan ini dikarenakan AS mencatatkan jumlah korban harian tertinggi, yakni 884 orang dalam 24 jam.
• Ardi Bakrie Akui Nia Ramadhani Sering Mengalah Saat Bertengkar Dengannya
• Gadis Pengemudi Mobil yang Mabuk Tabrak Pria Hingga Tewas, Malah Selfie Merasa Tak Bersalah
• April Ini Indonesia Diprediksi Masuki Fase Kritis Corona, Waspada, Simak Hasil Penelitian Lengkapnya
• Ciri Corona dan Gejala Covid-19 yang Perlu Diperhatikan: Kehilangan Nafsu Makan hingga Sakit Perut
Dengan demikian, AS juga mencatatkan kenaikan 2.108 korban meninggal dalam 2 hari, lantaran pada Selasa (31/3/2020) total tercatat 3.008 nyawa yang terenggut.
Untuk jumlah korban, AS lebih rendah dari Italia (13.155) dan Spanyol (9.387) menurut data dari Worldometers.
Namun untuk jumlah kasusnya, negara pimpinan Donald Trump ini adalah yang tertinggi di dunia, dengan 215.215 kasus hingga berita ini dirilis.
Dilansir dari AFP, Presiden Donald Trump yang sempat meremehkan virus corona, mengatakan beberapa hari ke depan akan jadi menyakitkan
"Saya ingin setiap orang bersiap untuk momen sulit. Ini akan menjadi dua pekan yang sangat, sangat menyakitkan," katanya dikutip Sky News Rabu (1/4/2020).
Kemudian pekan lalu, ilmuwan senior AS Anthony Fauci memprediksi akan ada 100.000 hingga 200.000 nyawa yang melayang di AS jika mitigasi penanganan virus corona tidak berhasil.
Fauci yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters Minggu (29/3/2020).
Namun dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan jumlah itu didapat berdasarkan simulasi.
Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.
"Kami merasa langkah mitigasi yang kami lakukan saat ini telah memberikan dampak.
Keputusan memperpanjang hingga akhir April adalah langkah bijak dan benar," ujar dia.