"Ya kalau mau minta tolong, harus menelpon ke rekan di luar yang jaga karena kami tidak boleh keluar.
Yang bikin hati sedih itu sewaktu meminta tolong beli air mineral, contohnya, setelah dibelikan airnya ditaruh di depan gedung di aspal.
Setelah mereka pergi, baru kami buka pintu gedung ambil botol air," katanya.
Tak hanya itu, untuk pemberian makanan pun mereka dilarang keras berinteraksi langsung sesama anggota.
"Kalau antar makanan, pintu diketok dulu baru makanan ditaruh di depan pintu.
Tidak boleh ketemu dan berinteraksi langsung.
Kami merasa diperlakukan bak zombi.
Tapi apa boleh buat, mau bagaimana lagi, semua harus dijalani agar wabah ini tak semakin banyak," jelasnya sambil berpesan agar menjaga kesehatan dengan berolahraga dan menerapkan sanitasi yang ketat.
Dia bersyukur seluruh siswa Setukpa asal Jawa Tengah tak ada yang positif corona merujuk hasil rapid test.
Di Jakarta, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono, menjelaskan kronologi terungkapnya ratusan siswa Setukpa Polri dinyatakan positif Covid-19.
Berawal dari instruksi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis yang meminta agar dilakukan rapid test di Setukpa Lemdikpol Sukabumi.
Permintaan itu diajukan setelah ada pemberitaan tentang siswa yang terinfeksi virus corona.
Sehari sebelumnya diberitakan 7 siswa dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19.
Kini ketujuh siswa tersebut sudah diisolasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sesuai perintah Bapak Kapolri, karena sehubungan adanya pemberitaan tentang siswa Setukpa yang ada di Sukabumi ini terjangkit atau positif corona, maka kami cek ke sini,'' kata Argo di Jakarta, Rabu (1/4/2020).