TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar belum memerlukan tempat karantina khusus bagi para pemudik yang pulang lebih awal ke kampung halaman.
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono seusai penyerahan bantuan dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Senin (6/4/2020).
Dikatakannya, berdasarkan data per 3 April 2020, sudah ada sekitar 9.395 pemudik yang telah tiba di wilayah Karanganyar.
• Wakil Dirut PLN: Mulai Hari Ini Token Listrik Gratis dan Diskon 50 % Sudah Bisa Diakses, Ini Caranya
• Mulai Besok Jalan di Kota Semarang yang Ditutup Bakal Ditambah Lagi, Ini Titiknya
• Kabar Gembira di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Umumkan Aturan Tentang THR, Simak Selengkapya
• Di Kelurahan, Ojol yang Ditipu saat Antar Penumpang Purwokerto-Solo Kaget: Sudah Banyak Ojol Lain
Mereka tersebar di beberapa kecamatan, namun jumlah pemudik terbanyak berada di Kecamatan Jatiyoso yakni sekitar 3.500 an pemudik.
Menurut orang nomor satu di lingkungan Pemkab Karanganyar, pihaknya belum memerlukan tempat karantina khusus dan meminta para pemudik supaya karantina mandiri di rumah masing-masing.
"Saya yakin mereka jauh lebih nyaman dan senang diisolasi di rumah sendiri. Yang ngeyel sanksi sosialnya luar biasa, disuruh pergi.
Semua masih bisa terkendali, isolasi mandiri di rumah masing-masing. Diawasi lingkungan dan didata," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin (6/4/2020).
Ia mengungkapkan, telah mengecek ke Posko Covid-19 Kecamatan Jaten beberapa hari lalu, semua data pemudik tertib, ada identitas dan nomor telepon.
Para petugas sengaja tidak mendatangi masing-masing rumah supaya tidak diasumsikan yang bersangkutan terpapar virus corona dan menjadi heboh.
"Semua terpantau dan terdata bagus. Ini juga dilakukan yang lain. Kalau ada kesulitan bisa menghubungi petugas di wilayah masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, selama situasi pandemi virus corona, ia berharap masyarakat sekitar bisa membantu warganya yang terdampak melalui mekanisme gotong royong terlebih dahulu.
"Kepedulian dan kesadaran bersama. Satu RT ada yang sudah lansia, tidak bisa aktivitas, memerlukan bantuan sembako.
Lingkungan gotong royong dulu diatasi bersama.
Kalau sudah tidak mampu, semua sudah merasa sama-sama terbatas persediaan baru akan kami tindaklanjuti," pungkasnya. (Ais).
• BREAKING NEWS: Seorang Santri Positif Corona di Kendal, Kini Dirawat di Rumah Sakit Rujukan
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Lawan Arus Tukang Ojek Tewas Tersambar Truk, Mariyem: Tolong Aku
• Hasil Penelitian Terbaru: Puasa Mampu Tingkatkan Imunitas untuk Lawan Covid-19
• Wakil Dirut PLN: Mulai Hari Ini Token Listrik Gratis dan Diskon 50 % Sudah Bisa Diakses, Ini Caranya