Semuanya duta besar yang berbasis di Hanoi, menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri Vietnam.
3. Dua pasien lansia di Korsel sembuh dari donasi plasma
Kabar baik juga datang dari Korea Selatan, dengan 2 pasien lansia Covid-19 yang pulih setelah mendapat donasi plasma darah dari pasien sembuh.
Pasien pertama pria berusia 71 tahun yang mendapat donasi plasma dan steroid dari pasien sembuh berusia 20-an tahun.
Pria lansia itu sempat diberi obat antimalaria dan respirator, tapi tidak ada yang manjur.
Kemudian pasien kedua adalah wanita 67 tahun, yang mendapat donasi plasma serta steroid di waktu bersamaan.
Wanita lansia ini sempat diberi obat malaria, obat HIV, dan terapi oksigen, tapi tak satu pun yang sanggup menyembuhkan.
Kabar baik ini langsung dipublikasikan di Journal of Korean Medicine.
4. Jerman rilis aplikasi smartwatch untuk pantau penyebaran Covid-19
Otoritas kesehatan masyarakat Jerman meluncurkan aplikasi smartwatch untuk memantau penyebaran Covid-19 dan menganalisis langkah-langkah yang diperlukan.
Aplikasi ini dibuat dengan menggandeng mitra startup teknologi kesehatan Thryve.
Bernama Corona-Datenspende (Donasi Data Corona), aplikasi ini mengumpulkan tanda-tanda vital dari sukarelawan yang memakai smartwatch atau pelacak kebugaran.
Data-data yang diambil antara lain denyut nadi, suhu tubuh, dan waktu tidur, untuk menganalisis apakah mereka memiliki gejala virus corona.
Hasil pengumpulan data akan ditampilkan di peta online interaktif yang bisa dilihat otoritas kesehatan serta masyarakat, untuk memantau perkembangan Covid-19 sampai ke tingkat kelurahan.
5. Total pasien sembuh 293.740
Hingga Selasa (7/4/2020) total pasien sembuh Covid-19 di seluruh dunia sebanyak 293.740. Jumlah ini adalah 21,56 persen dari 1.362.201 kasus yang tercatat.
China memiliki jumlah pasien sembuh tertinggi yakni 77.167, disusul Spanyol (43.208), Jerman (36.081), dan Iran (27.039).
Persentase kesembuhan di China juga yang tertinggi yaitu 94,4 persen, sedangkan Spanyol 30,7 persen, Jerman 34,78 persen, dan Iran 43,2 persen.
Hanya Korea Selatan yang sanggup mendekati presentase kesembuhan China, yakni dengan 6.694 orang dari 10.331 kasus atau 64,79 persen. (Kompas.com/ Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: 293.740 Orang Sembuh | Nol Kematian Harian di China".
Apa Rahasia Korsel Sukses Atasi Corona?
Kabar baik corona salah satunya datang dari Korea Selatan yang berhasil meminimalisir angka kasus Covid-19 di negaranya.
Apa rahasia Korea Selatan bisa menekan angka kematian pasien virus corona atau Covid-19 sekaligus sukses mencegah kasus positif baru seminimal mungkin?
Nah, Indonesia wajib belajar! Inilah 4 rahasia kunci Korea Selatan membendung dan menghadang serangan virus corona di negeri Song Joong Ki dan Song Hye Kyo itu.
Duta besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Boem memberikan bocoran strategi jitu negaranya dalam tanggulangi virus corona.
Korea Selatan sempat dinyatakan sebagai negara yang mengalami wabah virus corona yang cukup parah.
Di Kota Daegu, Korea Selatan bahkan sempat menjadi yang terparah.
Namun pemerintah di negara tersebut tanggap dalam melawan virus covid-19.
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang berhasil menangani wabah virus corona bahkan tanpa melakukan lockdown ataupun pembatasan transportasi.
Misalnya sejak puncaknya pada akhir bulan Februari lalu negara yang kini menjadi negara maju ini hanya melaporkan kurang dari 50 kasus virus corona baru.
Presiden Korea Selatan dan Presiden Joko Widodo (Instagram/sekretariat.kabinet)
Tingkat kematiannya pun dapat dikatakan sangat rendah.
Berkaca dari hal tersebut, seorang Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia yakni Kim Chang-Beom mengungkapkan rahasia Korea Selatan untuk menanggulangi wabah virus corona dalam sebuah webinar yang diadakan oleh School of Government & Public Policy pada Senin (6/4/2020).
Menurut Kim Chang-Beom, pemerintah di Korea Selatan melakukan hal yang mirip dengan di Indonesia yakni membentuk gugus tugas.
Perdana Menteri Korea Selatan memimpin langsung gugus tugas itu dan bekerja sama penuh dengan seluruh pemerintah daerah maupun provinsi.
Lantas apa saja 4 strategi jitu Korea Selatan dalam menanggulangi virus corona?
Berikut TribunStyle.com rangkum 4 strategi jitu bocoran dari Duta Besar Korea Selatan untuk menanggulangi corona yang layak ditiru Indonesia, diantaranya.
1. Gencar lakukan Tes PCR
Polymerase Chain Reaction atau yang disebut PCR ini digadang-gadang memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dalam mendeteksi virus corona.
"Inilah inti dari pertarungan kami. Kami (Korea Selatan) bisa mengetes hingga 20.000 kasus per hari. Pada akhir Maret, kami telah melakukan 466.000 tes," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Korea Selatan gencar melakukan tes untuk mendeteksi warga yang terinfeksi virus corona.
Bukan dengan Rapid test, Korea Selatan justru hanya menggunakan PCR yakni dengan sampel yang diambil secara swab.
Demi meningkatkan kecepatan, Korea Selatan bahkan membuat tes PCR menjadi lebih mudah dengan mengambil sampel melalui sistem drive through.
Drive through ini dimaksudkan mengambil sampel ketika seseorang di dalam mobil.
Waktu yang digunakan untuk pemeriksaan pun hanya berkisar sekitar 10 menit saja.
2. Selalu lakukan pelacakan dan pantau secara menyeluruh
Kecanggihan negara Korea Selatan ini dapat terlihat dari caranya melacak informasi setiap orang.
Aktivitas dari warga yang diduga terinfeksi dipantau melalui kamera CCTV, transaksi kartu kredit, aplikasi bahkan GPS.
Ketika informasi tersebut telah didapatkan, pemerintah akan segera memberitahukan ke publik melalui pesan singkat atau bahkan aplikasi ataupun online.
Dari informasi tersebut, publik yang sempat melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi corona dapat segera melakukan tes.
Hal ini diupayakan untuk mempersempit laju penyebaran dari virus corona atau covid-19.
3. Perawatan intensif
Korea Selatan menyadari jika kebanyakan pasien yang positif corona tidak memiliki gejala yang sama dan terlihat.
Ini membuat mereka gencar melakukan tes PCR.
Ketika hasil dari PCR dinyatakan positif, sesegera mungkin melakukan perawatan intensif untuk pasien tersebut.
Selain untuk mengobati, perawatan intensif ini dilakukan agar virus corona tak makin berkembang.
Bahkan untuk menjalani perawatan intensif, pasien yang positif corona akan dibagi menjadi empat bagian sesuai gejala.
Untuk pasien bergejala ringan, ia akan dibawa pada 139 pusat perawatan layaknya asrama.
Sedangkan untuk gejala menengah hingga parah, akan dirawat di 69 rumah sakit yang dikhususkan untuk corona.
4. Adanya Komunikasi Publik Secara Aktif
Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes yang juga juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona, Achmad Yurianto (Kompas TV/Imron-Chandra)
Tak dipungkiri jika kasus corona ini merupakan bencana nasional.
Karena hal tersebut, pemerintah selalu menujukkan sikap transparan.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan sangat menjaga kepercayaan publik.
Ini dilakukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencegah penularan virus corona.
Mengapa? Jika pemerintah transparan, publik dengan senang hati akan bertanggung jawab agar tujuan untuk menanggulangi virus ini dapat terlaksana dengan baik.
"Sejak hari pertama, masyarakat Korea Selatan telah menunjukkan tanggung jawab sipil yang luar biasa. Mungkin ini karena keterbukaan, transparansi informasi dan kecepatan perilisan data oleh pemerintah. Hal-hal ini membangun kepercayaan publik," ujarnya.
Kerja sama antar pemerintah dan publik yang dilakukan oleh Korea Selatan mampu membangun kepercayaan publik.
Jika itu diterapkan di Indonesia bukan tidak mungkin masyarakat akan lebih percaya dengan pemerintah dan menyadari tanggung jawabnya. (TribunStyle.com /TsaniaF /Agung Budi Santoso/TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)