TRIBUNJATENG.COM -- Pemandangan horor di Ekuador dalam sepanjang jalan berjejer mayat-mayat yang berjejeran menunggu untuk diambil pihak berwenang.
Pandemi virus corona membelah seluruh Ekuador.
Beberapa kota berjuang untuk mengatasi luapan kematian akibat Covid-19.
Para penduduk meminta bantuan ketika tubuh orang-orang yang mereka cintai terpaksa menumpuk di jalan untuk menunggu disemayamkan.
Melansir Russian Today, kota pelabuhan Guayawuil, sekira 260 mil di selatan ibu kota Quito terpukul atas wabah virus corona.
Diketahui, rumah sakit dan kamar mayat benar-benar kewalahan dalam menangani pasien Covid-19 dan kematian baru.
Otoritas setempat tidak dapat mengimbangi bertambahnya jumlah korban.
Pelayanan kesehatan, pemakaman, dan rumah duka di Ekuador terlalu padat. Jam malam yang ketat untuk membatasi gerak penduduk Ekuador juga diberlakukan. Mengumpulkan dan menguburkan orang mati di Ekuador telah menjadi masalah serius. (Tangkap Layar YouTube France24)
Presiden Lenin Moreno Ciptakan Satuan Tugas
Lebih lanjut, Presiden Lenin Moreno telah menciptakan satuan tugas untuk mengatasi masalah ini.
Ia menunjuk Jorge Wated sebagai Ketua Dewan di BanEcuador (sebuah bank layanan publik) yang akan memimpin upaya tersebut.
Jorge Wated dan tim akan mengumpulkan jenazah.
Sementara Wated telah mengirim tim tentara dan polisi untuk mengambil mayat dari rumah, rumah sakit dan bahkan jalan di sekitar kota.
Untuk diketahui, Ekuador telah memberlakukan jam malam.
Namun, Wated mengizinkan rumah duka untuk tetap beroperasi di malam hari tanpa terkena jam malam.