TRIBUNJATENG.COM - Warga se-kampung geger setelah mengetahui ada salah seorang penduduk meninggal yang awalnya dikira karena penyakit jantung, ternyata setelah hasil tes swab keluar positif terinfeksi virus corona.
Pasalnya, warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu telah memakamkan tetangga yang meninggal tanpa menggunakan prosedur pemulasaraan jenazah pasien corona.
Selain itu, mereka juga telah menggelar acara tahlilan selama 7 hari. Sehingga berpotensi terjadi penularan virus corona.
Sementara itu, pengumuman pasien dinyatakan positif virus corona memang terlambat.
• Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Ramadan Pada 23 April 2020 dengan Teleconference
• Kerajaan Arab Saudi Larang Sholat Tarawih di Masjid Selama Masih Ada Wabah Virus Corona
• 30 Orang di Salatiga Terjangkit DBD, Sebagian Anak-anak
• Ratu Tisha Mundur dari Sekjen PSSI Setelah Dikritik Dua Ketua Umum di DPR
Alasan warga menduga pria berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung karena memang diketahui sering berobat ke dokter atas penyakit jantung yang dia derita.
Warga tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.
Proses pemulasaraan jenazah pria berusia 48 tahun tersebut pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.
Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama tujuh hari.
Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.
Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.
"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif."
"Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).
Heri mengatakan hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).
Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.
Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).