TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Asisten pelatih PSIS Semaramg Imran Nahumarury rupanya pernah satu tim dengan Tugiyo, eks striker yang membawa PSIS juara Liga 1 1999/2000 lewat gol tunggalnya kala itu.
Sebelum bergabung bersama PSIS, Tugiyo dan juga Imran Nahumarury bermain untuk tim PSB Bogor.
Nama PSB Bogor merupakan salah satu klub yang sempat diperhitungkan pada tahun 90-an pertengahan.
• Betrand Peto Menangis Sedih Tinggalkan Apartemen, Cegah Ruben Onsu Jual karena Alasan Ini
• Ini 15 Ucapan Menyambut Ramadhan 2020 yang Liris Menyentuh Hati
• Arif Sempat Tanyai Istrinya Sebelum Tewas Pesta Miras Oplosan dengan Siapa? Vera: Minum dengan Galon
• Pasien Positif Corona Naik Bus Suhu Tubuhnya Tinggi, Sopir Kondektur hingga Penumpang Jalani Isolasi
Saat itu, PSB bermain kasta teratas Liga Indonesia yang diisi sejumlahpemain-pemain top.
Selain Imran Nahumarury dan Tugiyo ada pula nama seperti Elie Aiboy, Harry Saputra, dan Bako Sadissou.
Diceritakan Imran, tahun 1998 menjadi perjalanan terakhir PSB di kasta tertinggi karena terkena imbas krisis ekonomi.
Imran menyebut di tahun 1998, kompetisi saat itu juga sempat dihentikan karena kerusuhan.
Hal ini tentu mirip dengan yang terjadi pada Liga 1 2020.
Kompetisi tertinggi tanah air itu terpaksa dihentikan sementara karena imbas virus corona atau covid-19.
"Waktu jaman kita tahun 200an tuh ada juga penghentian kompetisi.
Waktu itu Liga kansas.
Tapi itu tidak lama.
Yang bulan Mei.
Itu di jakarta medan, kota kota besar lah.
Tapi pada saat itu kompetisi jalan.
Saya ingat waktu itu bersama Tugiyo di PSB Bogor melawan Pelita Jaya di Stadion Lebak Bulus tiba-tiba ada kerusuhan," kata Imran, Kamis (23/4/2020).
Disinggung soal perbedaan penghentian kompetisi di 2020 ini dengan tahun-tahun sebelumnya, Imran menyebut penghentian kompetisi tahun ini merupakan salah satu yang terparah.
Sebab, roda kompetisi sama sekali terhenti.
Untuk itu, ia menyebut semua pihak harus memaklumi keadaan sekarang.
Termasuk para pemain yang terkena potongan gaji mencapai 75 persen.
"Saya pikir kita harus maklum.
Semua tim kan seperti itu juga.
Kompetisi tidak ada sama sekali.
Dan kita tidak menginginkan situasi ini.
Bukan indonesia saja tapi semua negara.
Yang memebedakan mereka nggak ada masalah gaji dipotong karena mereka gajinya milyaran.
Ya kita bersyukur aja," jelasnya.
Sebelumnya, PSSI mengeluarkan keputusan jika saat ini Liga 1 dan Liga 2 dihentikan sementara dengan status force majeure karena virus corona.
Untuk itu kompetisi dihentikan sementara hingga akhir Juni.
Dan bila kondisi sudah dalam kedaan aman, maka setelah tanggal 1 Juli kompetisi bisa dilanjutkan kembali.
Dan selama masa force majeure ini, yakni pada Maret hingga Juni, untuk mengurangi beban klub.
PSSI membolehkan klub membayar gaji pemain maksimal 25 persen. (arl)
• Sambut Datangnya Ramadan, Ini Pesan Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan
• Pengurus Masjid Darussalam Cilacap Ikuti Imbauan MUI Tak Selenggarakan Salat Tarawih Berjamaah
• Di Tengah Pandemi Virus Corona, DMI Batang Keluarkan Kebijakan Syarat Salat Berjamaah Berjarak
• Disdikbud Kendal Ajak para Guru Berbagi Metode Pengajaran di Aplikasi Kendal Pintar Berbagi