PKM Semarang

UPDATE PKM Semarang Hari Pertama: Petugas Temukan Pengendara Bersuhu 38 Derajat hingga Tak Bermasker

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menurut Hendi, potensi kerumunan massa satu di antaranya ada di pabrik lantaran ada ribuan pekerja yang datang setiap hari.
Karena itu, dia meminta pemilik dan pengelola pabrik untuk bisa memaknai PKM dengan baik.

"Kami sudah mau mendengarkan aspirasi mereka supaya tidak PSBB, tapi mereka tolong juga bisa mengawal kota Semarang ini supaya buruh-buruh pabrik ini tidak menjadi media penyebaran covid-19," ujar Hendi.

Hendi meminta pabrik-pabrik untuk membatasi para pekerja dengan mengatur jam kerja dan melaksanakan SOP kesehatan antara lain menjaga jarak, memakai masker, mengukur suhu tubuh, menyediakan hand santizer atau tempat cuci tangan.

Terkait pengawasan, sambung Hendi, petugas akan melakukan patroli rutin. Ada 48 tim patroli. Mereka tidak hanya memantau jalanan saja namun juga tempat-tempat usaha, pedagang kaki lima (PKL), dan pabrik-pabrik.

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Auliansyah Lubis, mengatakan, pengawasan akan dilakukan melalui patroli oleh tim yang sudah terbentuk di setiap kecamatan.

"Polsek serta Koramil, kami telah membuat tim untuk patroli, memberikan imbauan. Pengawasannya seperti itu," papar Auliansyah usai memantau jalannya PKM hari pertama bersama Wali Kota Semarang.

Sementara, untuk pembatasan jam bagi aktivitas masyarakat, lanjutnya, memang tidak ada. Namun, pihaknya akan terus mengimbau masyarakat melalui patroli secara masif untuk meminta masyarakat tetap di rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.

"Sementara tidak ada (batasan jam masyarakat). Tapi, kan memang kami imbau, sudah buat patroli secara masif untuk masyarakat tetap di rumah, kalau tidak ada yg penting sekali tidak perlu keluar rumah," pinta Kapolrestabes.

Sesuai SOP

Pemberlakuan PKM di Kota Semarang dipatuhi oleh para pengusaha. Seperti halnya di pabrik di PT Sandang Asia Maju Abadi di Kawasan Industri Wijaya Kusuma.

Pantauan Tribun Jateng, para pekerja pabrik di PT Sandang Asia Maju Abadi sudah melakukan protokol kesehatan sesuai SOP. Pengecekan suhu dilakukan sebelum para pekerja masuk ke lokasi. Mereka juga diminta menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah beraktivitas.

General Manager PT Sandang Asia Maju Abadi, Dedy Mulyadi, mengaku tidak keberatan dengan pemberlakukan PKM di Kota Semarang.

Dia mendukung apa pun kebijakan pemerintah. Bahkan, sebelum diberlakukan PKM, dia sudah berjaga-jaga menyiapkan protokol aktivitas di pabrik apabila pemerintah setempat memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Kami berpikiran kalau PSBB, kami siapkan protokolnya. Kebijakan PKM, kami tidak keberatan. Kami mendukung program pemerintah. Masalanya nyawa, ekonomi ya ekonomi, tapi ini kesehatan," ujar pria yang juga Ketua Apindo Kota Semarang.

Dikatakannya, SOP kesehatan sudah dijalankan jauh hari semenjak maraknya kasus covid-19. Beberapa upaya preventif dilakukan mulai dari pemberian edukasi hingga pengaturan jarak kerja. Pihaknya juga menyiapkan hand sanitizer di beberapa titik di pabrik.

Halaman
123

Berita Terkini