TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Hari pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Kota Semarang, petugas pos pantau Kampung Kali menghentikan kendaraan berpelat nomor luar kota.
Saat dilakukan pengecekan, satu pengendara mengaku dari Jakarta dan baru tiba di Semarang. Hal tersebut disampaikan Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto, Senin (27/4).
"Saat kami cek suhu tubuhnya dengan thermogun, ternyata mencapai 38 derajat. Saat ini orang tersebut ditangani Dinas Kesehatan Kota Semarang," papar Fajar.
Fajar mengatakan, saat Satpol PP Kota Semarang dan petugas gabungan menggelar check point serta sosialisasi pelaksanaan PKM di Kota Semarang di beberapa pos pantau yang berada di dalam kota, masih dijumpai warga yang tidak menggunakan masker ketika keluar rumah.
"Dari pengecekkan hari pertama PKM, masih kami dapati masyarakat yang tidak menggunakan masker, tapi secara keseluruhan 97 persen pengendara baik mobil atau motor telah mengenakan masker," ujar Fajar.
Fajar menandaskan, pengendara yang tidak mengenakan masker langsung diberi teguran secara lisan.
Dia berharap, masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran covid-19 selama masa PKM.
• UPDATE CORONA PURBALINGGA: 5 Orang Eks Peserta Ijtima Gowa Asal Kabupaten Purbalingga Positif Corona
• Andrea Dian Lihat Pasien Covid-19 Merokok di Tempat Isolasi hingga Pasien Gigit Perawat
• Bank Jateng Sumbang 10 Ribu Masker Lewat DPRD Pati
• Pemudik Terus Berdatangan, Setiap Desa di Majenang Cilacap Siapkan Tempat Karantina
"Kunci keberhasilan dalam menekan penyebaran covid-19 ini adalah kedisiplinan warga, saya berpesan jaga kesehatan, selalu gunakan masker kemanapun pergi dan selalu jaga jarak dan yang terpenting patuhi aturan pemerintah," pintanya.
Di hari pertama PKM, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, juga terjun langsung memantau jalannya PKM di pos pantau Mangkang yang menjadi satu di antara beberapa pintu masuk ke Kota Semarang.
Pihaknya ingin memastikan para petugas bisa melaksanakan sesuai peraturan wali kota (Perwal) 28 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan PKM.
Pantauan Tribun Jateng, petugas melakukan pemantauan kendaraan yang masuk ke Semarang. Mereka juga memberhentikan kendaraan yang berpelat nomor luar kota.
Apabila itu kendaraan pemudik, petugas langsung meminta untuk putar balik, sedangkan apabila pengendara memiliki aktivitas yang mendesak di Semarang akan diperbolehkan masuk dengan tetap melakukan pembatasan sesuai SOP kesehatan.
"Sekali lagi tolong dibedakan mudik dengan urusan di luar mudik ya. Sepanjang teman-teman dari Kendal, dari Tegal, punya urusan bekerja mereka tidak mudik, kami perbolehkan dengan pembatasan sosial distancing," terang Hendi, sapaannya.
Petugas juga mengingatkan terkait pembatasan kapasitas kendaraan sebanyak 50 persen. Pengecekan suhu tubuh pengendara juga dilakukan. Jika suhu tubuh tinggi, tim medis dari Dinas Kesehatan di setiap pos pantau akan langsung meminta pengendara untuk karantina.
Selanjutnya, Hendi juga memantau jalannya PKM di pabrik-pabrik. Pihaknya mengunjungi PT Phapros yang berada di Simongan dan PT Sandang Asia Maju Abadi di Kawasan Industri Wijaya Kusuma.
Menurut Hendi, potensi kerumunan massa satu di antaranya ada di pabrik lantaran ada ribuan pekerja yang datang setiap hari.
Karena itu, dia meminta pemilik dan pengelola pabrik untuk bisa memaknai PKM dengan baik.
"Kami sudah mau mendengarkan aspirasi mereka supaya tidak PSBB, tapi mereka tolong juga bisa mengawal kota Semarang ini supaya buruh-buruh pabrik ini tidak menjadi media penyebaran covid-19," ujar Hendi.
Hendi meminta pabrik-pabrik untuk membatasi para pekerja dengan mengatur jam kerja dan melaksanakan SOP kesehatan antara lain menjaga jarak, memakai masker, mengukur suhu tubuh, menyediakan hand santizer atau tempat cuci tangan.
Terkait pengawasan, sambung Hendi, petugas akan melakukan patroli rutin. Ada 48 tim patroli. Mereka tidak hanya memantau jalanan saja namun juga tempat-tempat usaha, pedagang kaki lima (PKL), dan pabrik-pabrik.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Auliansyah Lubis, mengatakan, pengawasan akan dilakukan melalui patroli oleh tim yang sudah terbentuk di setiap kecamatan.
"Polsek serta Koramil, kami telah membuat tim untuk patroli, memberikan imbauan. Pengawasannya seperti itu," papar Auliansyah usai memantau jalannya PKM hari pertama bersama Wali Kota Semarang.
Sementara, untuk pembatasan jam bagi aktivitas masyarakat, lanjutnya, memang tidak ada. Namun, pihaknya akan terus mengimbau masyarakat melalui patroli secara masif untuk meminta masyarakat tetap di rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
"Sementara tidak ada (batasan jam masyarakat). Tapi, kan memang kami imbau, sudah buat patroli secara masif untuk masyarakat tetap di rumah, kalau tidak ada yg penting sekali tidak perlu keluar rumah," pinta Kapolrestabes.
Sesuai SOP
Pemberlakuan PKM di Kota Semarang dipatuhi oleh para pengusaha. Seperti halnya di pabrik di PT Sandang Asia Maju Abadi di Kawasan Industri Wijaya Kusuma.
Pantauan Tribun Jateng, para pekerja pabrik di PT Sandang Asia Maju Abadi sudah melakukan protokol kesehatan sesuai SOP. Pengecekan suhu dilakukan sebelum para pekerja masuk ke lokasi. Mereka juga diminta menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah beraktivitas.
General Manager PT Sandang Asia Maju Abadi, Dedy Mulyadi, mengaku tidak keberatan dengan pemberlakukan PKM di Kota Semarang.
Dia mendukung apa pun kebijakan pemerintah. Bahkan, sebelum diberlakukan PKM, dia sudah berjaga-jaga menyiapkan protokol aktivitas di pabrik apabila pemerintah setempat memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kami berpikiran kalau PSBB, kami siapkan protokolnya. Kebijakan PKM, kami tidak keberatan. Kami mendukung program pemerintah. Masalanya nyawa, ekonomi ya ekonomi, tapi ini kesehatan," ujar pria yang juga Ketua Apindo Kota Semarang.
Dikatakannya, SOP kesehatan sudah dijalankan jauh hari semenjak maraknya kasus covid-19. Beberapa upaya preventif dilakukan mulai dari pemberian edukasi hingga pengaturan jarak kerja. Pihaknya juga menyiapkan hand sanitizer di beberapa titik di pabrik.
"Dari awal sudah preventif. Kami memberi vitamin, edukasi, sanitizer di beberapa tempat. Jarak kerja juga kami atur," ungkap Dedy.
Pekerja pabrik PT Sandang Asia Maju Abadi, Nafi mengatakan, pihak perusahaan mewajibkan para pekerja cuci tangan sebelum masuk ke dalam tempat produksi untuk mencegah adanya penyebaran covid-19. Dia juga diberi kesempatan oleh perusahaan untuk berjemur.
"Kami diminta cuci tangan, berjemur. Ada yang berjemur di luar, ada yang senam di dalam setiap hari selama lima menit. Sebelum ada covid-19 sudah diterapkan kaya gini," katanya. (eyf)
• SLAWI: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini di Slawi, Ramadan Hari ke-5, Selasa 28 April 2020
• Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Karanganyar, Ramadhan Hari ke-5, Selasa 28 April 2020
• Keistimewaan Sahur Sebelum Puasa yang Dianjurkan Rasulullah SAW
• FOKUS : Perhatikan Kemiskinan Baru