"Di Yogyakarta, ia menyanyikan kroncong dangdut (congdut) yang akhirnya dikenal sebagai Campursari," kata Dyna.
Tidak lama mengadu nasib di Yogyakarta, Didi Kempot kemudian pindah ke Jakarta pada tahun 1988.
Didi Kempot memulai karirnya di Jakarta, Dia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen.
"Mulai dari situ julukan Kempot yang merupakan kependekan dari Kelompok Pengamen Trotoar terbentuk, yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini," papar Dyna.
Saat di Jakarta, tidak banyak label yang menerima Didi Kempot.
"Tapi berkat perjuangannya ada yang melirik mas Didi Kempot, album pertama yakni pada 1989," kata dia.
"Dalam albumnya itu ada lagu Cidro yang jadi andalan," papar Dyna.
Mulai dari situ, Pelantun Sewu Kuto tersebut, mulai menanjak kariernya sampai ke luar negeri.
Dia datang ke Suriname, Amerika Selatan pada 1993 memperkenalkan lagu Tradisional Jawa.
Disana, lagu yang meledak dibawakannya adalah Cidro.
"Yang membuat pamor mas Didi naik di Suriname salah satunya lagu Cidro," jelas Dyna Putri.
Didi kempot semakin terbang tinggi menjelajahi belahan dunia, dia melakukan perjalanan ke Eropa dan menggarap lagu layang kangen di Rotterdam, Belanda pada 1996.
Sang Legenda Campursari Indonesia kemudian pulang ke Indonesia pada 1998 memulai kariernya.
Kemudian pada tahun 1999 Didi Kempot kemudian menelurkan lagu Stasiun Balapan.
Setelah itu, karier Didi semakin moncer dan banyak lagu keluar setelah tahun 2000-an seperti Plong, Ketaman Asmoro, Cucak Rowo, Jambu Alas, dan lain sebagainya.