Ia siap menghadapi risiko apapun untuk mempertahankan keyakinanya.
Karena hidayah adalah anugerah terbesar dalam hidupnya.
Agus rela meninggalkan puncak karir yang susah payah dia raih.
Jabatan ia tanggalkan.
Harta dan rumah mewah ia tinggalkan untuk keluarga.
Ia terpaksa menalak istri dan meninggalkan anak tercinta yang beda keyakinan dengannya.
Agus harus memulai lembaran hidup baru karena dunia tak lagi di genggamannya.
Ia terlahir kembali dengan nama Ibnu Masngud.
"Ia mulai dari nol.
Ditinggalkan semua, harta, keluarga.
Yang dibawa hanya baju,"katanya
Ibnu Masngud yang sudah tak memiliki apa-apa enggan berambisi merebut dunia yang pernah diraihnya kembali.
Di sisa umurnya yang menua, Masngud hanya ingin mengabdikan diri untuk agama barunya.
KH Idris, kata Gus Hari, memberikan amanat kepadanya untuk membimbing Ibnu Masngud agar semakin teguh imannya.
Hari lalu mengajak Masngud pulang ke Kebumen Jawa Tengah dan ia mengiyakan.