TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Terdorong kisah sedih Mbah Deman (75) dan Mak Wasri (60), sepasang suami istri lanjut usia warga RT 8 RW 2, Dukuh/Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang tidak pernah merasakan berbagai bantuan sosial saat pandemi virus corona atau Covid-19, Tim Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 (TPPC) Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan bergerak ke lokasi dan memberikan bantuan.
Bantuan yang diberikan yaitu berupa 10 kg beras, 1 kg gula pasir, 2 botol minyak goreng ukuran 600 ml, 1 kaleng rendang, dan uang tunai Rp 500 ribu.
Ketua TPPC PD Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, Rofiansa Sulthon mengatakan, berdasarkan informasi berita dari salah satu media online mengenai pasangan lansia belum mendapatkan bantuan, pihaknya meminta relawan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kesesi untuk mengecek kebenaran berita tersebut.
• Kisah Kesetiaan Kartono, Meski Majikan sudah Meninggal 20 Tahun lalu, Ia Tetap Rutin Bersihkan Makam
• Menolak Kesehatannya Diperiksa, 7 Pemuda Pekalongan Keroyok Petugas Covid-19 Desa
• Viral Polisi Mengendarai Fortuner Marah Saat Diberhentikan di Cek Poin, Kapolda Langsung Bertindak
• Nikita Mirzani Sepakat dengan Permintaan Dipo Latief, Tak Ingin Mantan Istri Dipanggil Nyai
"Kami tergerak oleh berita dari Tribunjateng.com, pada Sabtu (23/5/2020), tim pencegahan dan penanggulangan covid-19 (TPPC) PDM Kabupaten Pekalongan, tadi siang langsung bergerak ke lokasi dan memberikan bantuan," kata Rofiansa, Senin (25/5/2020).
Menurutnya, berdasarkan informasi dari relawan wilayah Kesesi kedua lansia tersebut memang belum tersentuh bantuan sama sekali.
"Dari tim yang kesana, Mbah Deman dan Mak Was Wasri memang belum mendapat bantuan sama sekali.
Kondisi rumah memang sangat memprihatikan, rumah masih berdinding anyaman bambu dan lantai masih tanah liat."
"Tidak hanya itu, kedua lansia ini juga hidup bareng ayam, bebek, dan burung dara," ujarnya.
Pasca memberikan bantuan, TPPC PD Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan dan Direktur Lazismu Kabupaten Pekalongan berharap Mbah Deman dan Mak Wasri perlu mendapat penanganan lebih lanjut.
"Perlu penanganan lebih lanjut karena kondisi rumah dan ekonominya memprihatinkan," imbuhnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Mbah Deman dan Mak Wasri memang tinggal digubuk seluas 30 meter persegi.
Gubuk tersebut juga digunakan sebagai kandang ayam, bebek, dan burung dara.
Di bagian dapur, tidak ada kompor gas, yang ada hanya tungku dan tumpukan kayu bakar.
Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu dan lantai rumah masih berupa tanah liat. Jika hujan melanda gubuknya sering bocor.
Mak Wasri bekerja sebagai buruh tani sambil berternak unggas, sedangkan Mbah Deman sekarang hanya bisa tinggal di rumah karena mengalami sakit sesak nafas satu tahun belakangan ini.