TRIBUNBANYUMAS.COM,PURBALINGGA - Teror pocong dan lempar batu meresahkan masyarakat di sejumlah desa yang berada Kecamatan Kutasari.
Kejadian tersebut masih terus terjadi hampir sepekan.
Teror itu viral di media sosial.
Kepala Desa Candinata, Sukardi membenarkan adanya teror pocong di wilayahnya.
Namun saat dilacak pelaku teror hilang.
• Pernah Dipenjara, Ini Profil & Biodata Ruslan Buton Eks Kapten TNI AD yang Viral Minta Jokowi Mundur
• Promo Superindo Akhir Pekan 29 Mei-1 juni 2020 Banyak Diskon hingga 50 Persen, Daging hingga Biskuit
• ‘Saya Tak Bisa Bernapas’: Kata-kata Terakhir Pria Kulit Hitam, Kini Diteriakkan dalam Bentrok di AS
• Setelah Melahirkan, TM Sembunyi di Belakang Hotel 2 Hari hingga Ditemukan warga, Begini Kondisinya
"Terornya melempari rumah tapi saat dicari pelakunya tidak ketemu, " tutur dia saat dihubungi tribunbanyumas.com, Jumat (29/5/2020).
Menurutnya, teror itu terjadi setiap malam. Hal tersebut sudah berlangsung selama empat hari.
"Yang lagi heboh saat ini pocong.
Istilah itu dari desa ke desa.
Tapi belum ada yang bisa membuktikan," kata dia.
Kata dia, hingga saat ini warga hanya mendengar suara lemparan batu.
Namun anehnya saat dicari tidak ditemukan batunya.
"Kalau dibuktikan batu yang dilemparkan tidak ada.
Hanya suara orang melempari batu. Saat dicari tidak ada, " jelas dia.
Ia menuturkan setelah adanya kejadian warga di desanya melakukan penjagaan di setiap sudut desa.
Penjagaan dilakukan setiap malam.
"Warga ada yang menjaga di kebun, pinggir jalan.
Hal ini terjadi setiap malam, " pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Karangcegak, Eko Rastono menuturkan belum bisa membutikan secara akurat fisik pocong yang meneror desanya.
Namun teror yang saat ini terjadi adalah melempari atap rumah.
"Kadang ya dengar orang lewat. Kadang juga diliatin bentuknya putih namun saat dekati lari, " tutur dia.
Dikatakannya informasi dari desa-desa lain yang sering meneror bentuknya pocong.
Namun untuk di desanya sendiri belum ada yang memberikan fakta adanya pocong tersebut.
"Kalau kami dengar awal kejadian itu di Desa Candinata, " tutur dia.
Ia mengatakan teror lempar batu di desanya telah terjadi secara berturut-turut selama empat hari.
Hal ini tentunya warga gerah dan mengadakan ronda.
"Tanpa laporan dan adanya informasi yang beredar di media sosial jajaran Polsek Kutasari juga turun ke lapangan mengecek kebenaranya, " imbuhnya.
Hanya Isu
Sementara itu, Camat Kutasari Endi Astono menuturkan setelah dicek oleh Polsek maupun Koramil teror hanya isu belaka.
Hal tersebut tidak dipastikan kebenarannya.
"Setelah ditelusuri hanya katanya-katanya saja. Tidak pasti kebenarannya," tutur dia.
Endi mengatakan pihak Polsek Kutasari memberikan pembinaan kepada masyarakatnya agar tidak percaya isu. Masyarakat juga diminta tidak perlu resah adanya teror tersebut.
"Ini cuma isu tidak seperti itu (resah). Apalagi ini pandemi corona nanti menambah kerawanan," ujar Endi.
Senada Kapolsek Kutasari AKP Agus Amjat mengatakan telah memintai keterangan ke sejumlah warga yang melihat langsung adanya teror itu. Namun saat ditanya hanya mengetahui dari media sosial.
"Foto-fotonya yang beredar di media sosial hanya editan.
Jadi secara ilmiah belum bisa dibuktikan itu merupakan teror pocong yang dikhawatirkan pelaku kejahatan,"jelasnya.
Sementara itu, kata dia, teror pocong berbeda halnya dengan teror lempar kerikil .
Informasi dari masyarakat, pelaku melemparkan batu ke atap rumah masyarakat.
"Namun setelah ditelusuri orang yang mengetahui hal tersebut dalam kondisi bangun tidur mau saur mendengar itu," jelasnya.
Dikatakannya teror pocong dan lempar batu kejadian waktunya hampir sama. Teror pocong terjadi hampir sepekan sedangkan teror lempar batu terjadi sekitar tiga hari yang lalu.
"Isu itu terjadi di Cendana Candiwulan, dan Candinata, " tuturnya.
AKP Agus mengatakan adanya kejadian tersebut patroli terus dilakukan.
Selain itu masing-masing kepala desa juga menugaskan dua perangkat dan masyarakat desa untuk mengadakan jadwal siskamling.
"Kami sudah menyampaikan ke masyarakat bahwa kejadian tersebut hanyalah isu yang belum dibuktikan secara ilmiah.
Kami bersama Koramil pemerintah desa dan kecamatan telah berupaya mencari bukti dan belum ada bukti satu pun hal tersebut benar-benar ada, "terangnya.
Selain itu, ia juga telah menelusuri pembuat foto yang meresahkan masyarakat. Namun setelah didapatkan pelakunya hanya yang mengedarkan foto tersebut bukan sebagai pembuat.
"Pembuatnya hingga saat ini masih kami identifikasi," tukasnya. (*)
• ‘Saya Tak Bisa Bernapas’: Kata-kata Terakhir Pria Kulit Hitam, Kini Diteriakkan dalam Bentrok di AS
• Promo Superindo Akhir Pekan 29 Mei-1 juni 2020 Banyak Diskon hingga 50 Persen, Daging hingga Biskuit
• Pernah Dipenjara, Ini Profil & Biodata Ruslan Buton Eks Kapten TNI AD yang Viral Minta Jokowi Mundur