TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah mahasiswa menggenakan almamater kuning berkumpul di depan gedung Rektorat Unnes.
Beberapa spanduk bertuliskan "Kembalikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Kami" dipampang oleh mahasiswa tersebut.
Mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Unnes aksi itu digelar dengan tuntutan agar Unnes mengembalikan UKT yang telah dibayarkan mahasiswa.
• Sejam Sebelum Meninggal, Wakapolres Purbalingga Video Call Kakak Kandungnya
• Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual Ikut Memburu
• Wakapolres Purbalingga Kompol Widodo Ponco Sedianya Minggu Depan Mutasi ke Polda Jateng
• Isi 3 Surat Wasiat Siti Julaekah, Wanita yang Bunuh Diri di Hotel di Semarang, 1 Surat untuk Suami
Aksipun aksi sempat memanas kala kiinginan mahasiswa untuk bertemu Rektor Unnes tak bisa terpenuhi.
Meski menggelar unjuk rasa protokoler kesehatan tetap ditaati oleh peserta aksi dengan tetap mengenekan masker, dan menjaga jarak.
Meski sempat memanas namun aksi berujung damai dan massa meninggalkan halaman Gedung Rektorat secara teratur.
Dikatakan Didik Armansyah, Wakil Presiden Aliansi Mahasiswa Unnes, aksi digelar untuk menagih kembali UKT mahasiswa Unnes karena mahasiswa tidak mendapatkan hak pembelajaran selama pandemi Covid-19.
"Imbas pandemi pada dunia pendidikan menyebabkan dialihkannya perkuliahan menjadi study from home atau daring.
Perkuliahan daring menyebabkan tidak jelas nya SOP dan standar pelaksaan kuliah yang berujung pada kualitas akademik," paprnya, Selasa (2/6/2020).
Dilanjutkannya, kewajiban pembayaran UKT yang sudah ditunaikan secara full oleh mahasiswa di awal tidak berbanding lurus dengan hak yang didapatkan mahasiswa selama pembelajaran daring.
"Memang ada subsidi kuota senilai Rp 50 ribu untuk setiap bulan, namun subsidi tersebut tidak dapat mengakomodir 100 persen dari UKT yang telah dibayarkan oleh mahasiswa," jelasnya.
Didik menuturkan, rekan-rakannya juga telah menghimpun serapan aspirasi yang diikuti sebanyak 2.216 mahasiswa Unnes sebagai landasan pengembalian UKT.
"Berdasarkan data yang dihimpun dari serap aspirasi BEM KM Unnes melalui Google Form, persebaran pekerjaan orang tua mahasiswa Unnes terbagi menjadi beberapa segmen, di mana buruh mencapai 23 persen, petani 9 persen, pedagang 29 persen, karyawan swasta 12 persen, dan pekerjaan lain nya 27 persen.
Dari data tersebut, 92 persen mahasiswa mengaku kondisi perekonomian keluarga nya terpengaruh akibat Pandemi Covid-19, mulai dari PHK yang menimpa orang tua mereka, dirumahkan hingga para pekerja informal yang biasanya menggantungkan hidup nya dari pendapat per hari juga harus berkurang drastis akibat pandemi ini," jelasnya.
Atas dasar tersebut Didik menegaskan, mahasiswa memiliki alasan kuat untuk menuntut pengembalian UKT yang telah dibayarkan.
"Mengingat selama pembelajaran secara daring tidak ada fasilitas dalam instrumen Biaya Langsung (BL) yang dinikmati oleh mahasiswa.
Di sisi lain, apabila UKT dikembalikan dapat berguna untuk kelangsungan hidup keluarga para mahasiswa.
Untuk itu kami mendesak bertemu Rektor supaya mau mengabulkan tuntutan mahasiswa," paparnya.
Adapun Frans Napitu selaku Menteri Kordinator Sosial Politik BEM KM Unnes, menuturkan, Rektor tidak pernah mendengarkan aspirasi mahasiswa di tengah pandemi Covid-19.
"Berulang kali kami meminta bertemu Rektor untuk membahas UKT, namuh niat baik kami tidak dihiraukan.
Untuk itu kami menggelar aksi dan ingin me jemput Rektor agar mau menemui kami dan memberikan penjelasan langsung," imbuhnya. (bud)
• 30.400 Calon Jemaah Haji Reguler di Jateng yang Gagal Berangkat
• Sedihnya Pasangan Suami Istri Ini Gagal Berangkat Haji Padahal Tinggal Menghitung Hari Keberangkatan
• Ganjar Khawatir Gegabah Terapkan New Normal Akan Ada Gelombang Besar Pandemi Corona Selanjutnya
• 2 Korban Tragedi Getek Terbalik di Kebumen Ditemukan Meninggal 3 Km dari Lokasi Awal
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :