Berita Viral

Viral Kisah Nasabah BNI Difable Saat Pandemi di Semarang: Aku Yakin, Masih Ada Jalan

Penulis: Ruth Novita Lusiani
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Postingan nasabah Widi Utami di twitternya terkait pelayanan yang diberikan BNI kepada difabel di saat pandemi

"Teller berbicara, satpam yang menuliskannya untukku," kata dia.

Dalam postingannya tersebut, Widi juga mengatakan saat ini Kurniawan selaku petugas di BNI tersebut, sudah mendapatkan reward atas yang dilakukannya.

Dia optimistis Indonesia semakin dapat menerima kelompok disabilitas. Masyarakat diyakini semakin inklusif terhadap kelompok rentan dengan cara mulai mempelajari bahasa isyarat yang akan berguna pada saat-saat seperti pandemi ini.

Dilansir dari Kompas.com, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/6/2020) sore, Widi kembali membagi ceritanya.

Ia membenarkan cerita yang dibagikan di Twitter merupakan pengalaman pribadinya pada 4 Juni 2020.

Saat itu, ia pergi ke bank BNI cabang Jari Raya, Banyumanik, Jawa Tengah.

Selama ini, Widi mengandalkan berkomunikasi dengan orang lain dengan cara membaca gerak bibir.

Pada masa pandemi virus corona, di saat semua orang diminta menggunakan masker, ia menghadapi tantangan tersendiri karena tak bisa membaca gerak bibir lawan bicaranya.

Namun, Widi yakin, selalu ada jalan untuk berkomunikasi.

Maka, ketika harus ke bank, ia membawa secarik kertas bertuliskan informasi bahwa ia seorang tuli.

Widi juga menuliskan keperluannya datang ke bank dan memberikannya kepada satpam. Satpam yang ditemui Widi sangat kooperatif dan membantu Widi.

"Aku masih meyakini, ada jalan untuk tetap berkomunikasi. Kunjungan ke bank BNI dekat Pasar Rasamala Jati Raya Banyumanik kemarin membuatku terharu," kata Widi.

"Oleh satpam, aku ditemani, dari mengisi slip penarikan, sampai ke teller. Satpam memberitahuku ketika nomor antrean dipanggil. Lalu, menemani memproses transaksi di teller. Teller berbicara, satpam yang menuliskan untukku," kata dia.

Widi, salah seorang teman tuli, yang membagikan cerita tentang pengalamannya berkomunikasi di tengah pandemi virus corona, saat orang-orang mengenakan masker. (Dok. Widi)

Menurut Widi, kesulitan terbesar yang dialami penyandang tuli selama pandemi virus corona adalah saat berhadapan dengan orang-orang yang menggunakan masker.

Ada masker khusus yang di bagian mulutnya transparan.

Halaman
123

Berita Terkini