TRIBUNJATENG.COM - Musisi sekaligus politisi Partai Gerindra Ahmad Dhani membahas posisi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.
Seperti diketahui, Prabowo Subianto sebagai oposisi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 kini bergabung dalam kabinet.
Dilansir TribunWow.com, Ahmad Dhani sebagai pendukung Prabowo Subianto menanggapi hal tersebut.
• Alfian Siswa SMP Tewas Dililit Ular Piton Raksasa 7 Meter, 2 Teman Berusaha Bantu Lepas Tapi Gagal
• Ariyanto Pria Tulen Dinyatakan Reaktif Hamil oleh Tim Medis Karantina Seusai Ikut Rapid Test Corona
• Menikah dengan Ardi Bakrie, Ayahanda Larang Nia Ramadhani Buka HP dan Dompet Suami
• 1 Keluarga di Klaten Nekat Jemput Saudaranya di Semarang yang Positif Corona, Kini Berstatus OTG
Hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Selasa (16/6/2020).
Awalnya pakar hukum tata negara Refly Harun bertanya pendapat Ahmad Dhani tentang bergabungnya Prabowo dalam kabinet.
Ia juga menyinggung kemungkinan pada Pilpres 2024 mendatang.
"Bung Dhani mengomentari fenomena Prabowo yang masuk kabinet Jokowi jadi Menhan, lalu prospek 2024 bagaimana?" tanya Refly Harun.
Ahmad Dhani mengungkapkan tanggapannya terhadap hal itu.
Ia menilai ada dua kemungkinan alasan Prabowo bersedia menerima jabatan sebagai Menhan.
"Saya pernah ngomong bahwa apa yang dilakukan Prabowo itu ada dua kalimat yang bisa dipilih. Yang satu the art of war, atau the art of survival," papar Ahmad Dhani.
Dhani menjelaskan hal tersebut akan terungkap setelah Pemilu 2024.
"Itu time will reveal. Ini kalimat saya, ya, bukan kalimat Gerindra atau Prabowo," katanya.
"Antara dua itu. Nanti kita lihat di pasca-2024," tambah Dhani.
Refly Harun kembali ingin menegaskan pendapat Ahmad Dhani tentang keputusan Prabowo.
"Tapi sebagai pendukung setia dan bahkan anggota Partai Gerindra, merasa kecewa enggak tiba-tiba The Little Soekarno masuk kolam?" tanya Refly.
Dhani berpendapat bergabungnya Prabowo adalah hal yang wajar dalam dunia politik.
Ia juga menyinggung kompetisi politik belum usai.
"Itu tadi, kalau itu adalah the art of war semua sah-sah saja. 'Kan ini belum finish," jawabnya.
Hal itu ia tegaskan kepada para pendukung yang mungkin kecewa dengan keputusan Prabowo.
"Yang ingin saya sampaikan kepada orang-orang yang kecewa kepada Prabowo, saya pastikan ini belum finish," tegasnya.
"Dan sangat mungkin di tengah jalan berubah? Bukan hanya di 2024," komentar Refly Harun.
"Itu tadi, ini the art of war atau the art of survival," tambah Ahmad Dhani.
Lihat videonya mulai menit 26:30
Prabowo Selesai
Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengomentari wacana Prabowo Subianto yang akan maju dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Berkaca pada pengalaman Pilpres 2019 silam, Slamet menilai masa Prabowo sudah selesai.
"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan bahwa Prabowo sudah finish.
Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Slamet juga menyinggung terkait pengkaderan di Partai Gerindra.
Menurutnya pengkaderan di partai tersebut akan berhasil apabila bermunculan calon baru dan muda.
Namun, kata dia, apabila memang nantinya Prabowo kembali maju di kontestasi politik 2024, berarti pengkaderan Partai Gerindra gagal.
Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.
"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri. Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.
Di sisi lain, Slamet menegaskan pihaknya akan terus mengawal pemerintahan saat ini dan berjuang menegakkan keadilan di Indonesia.
"Kami akan terus berjuang untuk tegaknya keadilan dan melawan kedzoliman di Indonesia dibawah komando ulama teristimewa Habib Rizieq Shihab," tandasnya.
Prabowo Sulit Menang
Wacana Prabowo Subianto untuk kembali maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menguat dalam beberapa hari terakhir.
Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi Prabowo akan sulit menang menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi. Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).
Alasan Prabowo sulit menang tak lepas dari keputusannya bergabung dengan koalisi pemerintah menjadi menteri pertahanan.
Menurut Hendri, Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.
Meski demikian, Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.
"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia.
"Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.
Di sisi lain, Hendri menyarankan agar Prabowo mempertimbangkan calon lain yang lebih muda dan berada di lingkarannya untuk maju. Seperti Sandiaga Uno.
"Menurut saya, itu hak beliau untuk maju, silakan aja. Kalau menang kalah kan Pak Prabowo punya hitungannya lah. Tapi alangkah baiknya beliau juga mempersiapkan kader yang lebih muda. Kan ada Sandiaga Uno di Gerindra, kalau harus dari Gerindra," tandasnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto digadang-gadang kader Partai Gerindra menjabat kembali sebagai ketua umum partai berlambang kepala burung Garuda, untuk periode 2020-2025.
Namun, permintaan tersebut bukan upaya strategi Gerindra untuk memajukan Prabowo sebagai calon presiden pada 2024.
"Jangan berasumsi-asumsi, jangan berandai-andai, kami memilih ketua umum agar pembangunan partai terus berjalan, tidak ada yang lain."
"2024 masih jauh, masih goib," ujar politikus Gerindra Habiburokhman saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Ia menyebut sebaiknya semua pihak tidak perlu membicarakan persoalan pemilihan presiden setiap tahun, karena pesta demokrasi tersebut dilaksanakan dalam lima tahun sekali.
"Ini masih beberapa bulan setelah Pilpres sudah ngomong pemilu lagi."
"Nanti setelah enam bulan menjelang Pilpres baru tanya ke kami," ucapnya.
Anggota Komisi III DPR itu mengatakan, semua kader Gerindra dari tingkatan paling bawah hingga atas sudah sepakat dan bulat menginginkan Prabowo sebagai ketua umum lagi.
Dalam menentukan keputusan ketua umum, kata Habiburokhman, Gerindra akan melaksanakan kongres dalam waktu satu atau dua bulan ke depan, setelah rapat nasional beberapa hari lalu.
"Beliau (Prabowo) tentu akan melakukan pengendapan dulu."
Gelar Kongres Tahun Ini
Partai Gerindra akan menggelar kongres pada tahun ini, demi menentukan ketua umum partai untuk lima tahun mendatang.
Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani mengatakan, saat ini semua kader menginginkan Prabowo Subianto kembali menjabat ketua umum dan ketua dewan pembina.
"Tidak ada calon lain, insyaallah hanya Pak Prabowo yang akan maju," beber Muzani.
Menurut Muzani, kepemimpinan Prabowo masih sangat diinginkan dan diperlukan kader Gerindra.
"Pak prabowo masih diperlukan untuk menjaga kita semuanya," ucap Muzani.
Dengan tidak adanya calon lain sebagai ketua umum Gerindra, kata Muzani, Prabowo akan dipilih secara aklamasi oleh seluruh kader partai berlambang kepala burung Garuda.
Sementara, terkait jadwal kongres Gerindra, Muzani menyebut hal tersebut akan dirapatkan bersama pimpinan di daerah.
"Tahun ini kongres, tapi waktu dan tempat akan kami rapatkan." (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Soroti Pihak yang Kecewa Prabowo Jadi Menhan, Ahmad Dhani Sebut 'War' Belum Usai: Lihat pasca 2024
• Mukjizat Tuhan, Andi Remaja Tambun Semarang Selamat Meski Tercebur ke Sumur Sedalam 17 Meter
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Kecelakaan di Semarang, Pengendara Motor Muhamad Fadli Meninggal
• Perempuan Bersuami Berantem dengan Pacar Baru di Ungaran Dikira Begal, Kades: Mereka Orang Demak
• Tukang Bangunan di Semarang Tewas Terjatuh dari Ketinggian 3 Meter, Ini Kronologinya