Perilaku Tak Waras Medlin Buronan FBI yang Ditangkap di Jakarta Diungkap ART: Semua Pintu Saya Lunci
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sekonyong-konyong Widyo Utomo masih bertanya-tanya, siapa orang yang berani melompati pagar rumah salah satu warganya.
Ia belum bisa mencerna kenapa ada keramaian di rumah No 6, Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020) malam, padahal masih pandemi Covid-19.
Setelah mengecek informasi ke lokasi seperti disampaikan petugas keamanan kompleks, Widyo baru mendapatkan jawabannya.
• Ditanya Soal Dugem dan Mabuk, Pengakuan Bintang Emon Bikin Deddy Corbuzier Syok
• Mau Daftar Jadi Polisi? Berikut Besaran Gaji Plus Tunjangan Kinerjanya dari Tamtama hingga Jenderal
• Rapid Test Massal di Semarang, Positif Covid-19 Langsung Karantina, Indonesia Kasus Terbanyak ASEAN
• Promo Superindo Hari Kerja 15-18 Juni 2020, Diskon hingga 50 Persen Ini Daftar Lengkapnya
Ketua RT 02/RW 03 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, ini meyakini Russ Albert Medlin sedang dalam masalah besar setelah banyak polisi di depan rumah yang disewanya pada Minggu malam.
"Warga was-was, mengira ada penggerebekan narkoba atau perampokan," cerita Widyo saat TribunJakarta.com bertamu ke rumahnya pada Rabu (17/6/2020) siang.
Jam delapan malam itu Medlin memilih bertahan di dalam dan melarang pembantunya membukakan gerbang setinggi 1,5 meter untuk polisi.
"Alasan polisi lompat pagar, karena orang asing ini enggak mau buka pagar. Makanya langsung lompat terus digerebek," sambung Widyo.
Buronan FBI, Russ Medlin (baju oranye), diapit polisi, dihadirkan di Polda Metro Jaya, Selasa (16/6/2020). Dia ditangkap di rumah kontrakannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020). (Warta Kota/Budi Sam Lau Malau)
Tiga Cewek ABG Tertunduk
Sekira 45 menit polisi menggeruduk rumah mewah tersebut, Widyo diminta masuk ke dalam dan menyaksikan kedua tangan Medlin sudah terborgol.
Mata Widyo tertuju kepada tiga perempuan ABG yang hanya diam terduduk tanpa mengucap apa-apa.
"Mereka masih di bawah umur, cuma diam saja duduk di bangku," sambung Widyo.
Dari keterangan polisi, Widyo dan warga sekitar perumahan elite ini baru paham penangkapan pria berbadan tambun dan berkepala plontos itu terkait prostitusi anak di bawah umur.
Ketiga perempuan ABG yang dilihatnya saat penggerebakan malam itu adalah PSK anak di bawah umur yang disewa untuk melayani nafsu Medlin.
Menurut Widyo, rumah mewah yang halamannya rimbun oleh pohon kamboja berdaun merah bukan disewa Medlin, tapi atas nama orang lain.
Penggerebakan malam itu semakin menguatkan dugaan Widyo dan warga sekitar, bahwa ABG tamu-tamu Medlin selama ini kebanyakan PSK anak-anak di bawah umur.
"Sebetulnya sekuriti di situ dan beberapa warga tahu, bahwa setiap hari ada keluar masuk perempuan," ucap Widyo.
Petugas keamanan pun pernah memergoki mereka dan menanyakan maksud tujuannya bertamu ke rumah Medlin.
"Tapi securiti cuma tanya saja, enggak tahu di dalamnya. Karena perempuan-perempuan itu bilangnya hanya bertamu saja," ucap dia.
Didatangi ABG Tiap Hari
Di rumah itu Medlin tinggal dengan dua pembantu perempuan, satu di antaranya Nurbaiti yang baru bekerja seminggu.
Nurbaiti hampir setiap hari melihat ada saja ABG perempuan berbeda bertamu untuk menemui majikannya itu.
"Itu setiap hari. Paling kecil umurnya 15 tahun, paling gede 22 tahun," cerita Nurbaiti kepada TribunJakarta.com.
Datangnya mereka tak selalu bersamaan. Ada yang bertamu pukul 17.00 WIB lalu keluarnya Isya, ada juga yang tiba pukul 22.00 WIB.
"Mereka kayak menjual diri begitu yang saya tahu, meski saya baru seminggu kerja di sini. Mereka naik taksi online," bebernya.
Nurbaiti pernah memperhatikan di antara para ABG perempuan yang disewa Medlin, ada yang sampai menginap sampai tiga hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus didampingi Dirreskrimsus Kombes Roma Hutajulu, Selasa (16/6/2020), memberi keterangan pers tentang penangkapan seorang warga AS, Russ Albert Medlin, karena menyewa pekerja seks yang merupakan anak di bawah umur. Medlin juga kemudian diketahui merupakan buronan FBI karena kasus penipuan dan pelecehan seksual. (Warta Kota/Budi Sam Law Malau)
Tak cukup puas menyewa PSK ABG, Medlin pernah mengajak pembantunya untuk berhubungan badan namun ditolak mentah-mentah.
Informasi itu TribunJakarta.com dapatkan dari penuturan Widyo berdasar pengakuan salah satu pembantu.
Perilaku tak waras Medlin yang demikian membuat Nurbaiti takut, karena ia berpotensi menjadi korban berikutnya.
Saking was-wasnya, ia selalu meminta ditemani pembantu lain ketika Medlin memanggilnya di atas pukul 21.00 WIB.
"Pokoknya kalau dipanggil di atas jam 9 malam, datangnya harus berdua. Walaupun yang dipanggil satu orang, datangnya tetap berdua karena takut," imbuh Nurbaiti.
Bahkan, Nurbaiti harus tetap waspada ketika hendak tidur. Ia lebih dulu memastikan pintu kamarnya terkunci rapat.
"Kalau istirahat malam, semua pintu yang mengarah ke kamar dikunci. Takut saja, takut ada yang masuk," kata dia.
Setelah kasus ini terbongkar, salah satu pembantu memutuskan kembali ke yayasan penyalur asisten rumah tangga.
Dibayar Rp 2 Juta
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menjelaskan, Medlin kurang lebih sudah tiga bulan tinggal di sana.
Ketua RT 02/RW 03 Kelurahan Pulo, Widyo Utomo, saat ditemui di kediamannya, Rabu (17/6/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)
Warga sekitar curiga lantaran beberapa anak perempuan di bawah umur kerap masuk keluar rumah yang ditempati Medlin.
"Ciri-ciri fisik berbadan mungil dan pendek yang diperkirakan masih remaja (belum dewasa)," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Selasa (16/6/2020).
Berdasar laporan yang masuk, polisi menyelidiki dan menemui salah satu anak yang masuk ke dalam rumah Medlin.
"Kita berhasil mengamankan anak kecil berusia 15 tahun sampai 17. Setelah ditanyakan, dia baru di-booking oleh pemilik rumah untuk bersetubuh dengan pemilik. Ada tiga anak," kata Yusri.
Berbekal informasi tersebut, polisi menggeledah rumah tersebut dan mengamankan Medlin.
Menurut Yusri, PSK di bawah umur itu mendapat bayaran Rp 2 juta untuk memuaskan nafsu salah satu pimpinan BitClub Network itu.
"Setelah didalami sering anak-anak di bawah umur dengan dibayar Rp 2 juta seorang sekali main (berhubungan badan)."
"Pas lagi main minta difoto dan divideokan. Dia (Medlin) kemungkinan paedofil," terang Yusri.
Rupanya, Medlin kerap berkomunikasi dengan tersangka lain berinisial A yang tak lain muncikari dan penyedia PSK anak di bawah umur.
Catatan Hitam Medlin
Sebelum tertangkap, Medlin masuk daftar hitam dalam kasus kejahatan seksual di negaranya dan masuk dalam daftar target Biro Investigasi Federal AS atau FBI.
Berdasarkan catatan kriminal negara bagian Nevada, Amerika Serikat, Medlin berstatus terpidana dua kasus kejahatan seksual pada 2005 dan 2008.
"Dia dikenai hukuman wajib lapor sebagai terpidana pelanggaran seksual selama 25 tahun," demikian laporan media AS, The Daily Beast, yang terbit 16 Desember 2019.
Medlin tidak mematuhi kewajibannya itu, sehingga otoritas negara bagian Nevada melabeli dia dengan status "non-compliant".
"Medlin tidak mematuhi kewajibannya untuk wajib lapor dan negara bagian Nevada tidak mengetahui keberadaannya," tulis The Daily Beast.
Berdasarkan informasi di situs resmi otoritas negara bagian Nevada, http://www.nvsexoffenders.gov/, Medlin berstatus "non-compliant".
Dalam situs web tersebut, Medlin dinyatakan sebagai pelanggar "tier level 2". Seharusnya dia wajib lapor tidak kurang dari setiap 180 hari atau 6 bulan dalam kurun waktu 25 tahun.
Lantaran Medlin tidak melaksanakan kewajibannya, dia dicap sebagai "non-compliant".
Daftar hitam kejahatan Medlin lainnya adalah penipuan lewat perusahaan cryptocurrency bitcoin, BitClub Network, yang dipimpinnya.
Suasana kediaman yang disewa tersangka prostitusi anak Russ Albert Medlin di Jalan Brawijaya VIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/6/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/Annas Furqon Hakim)
"Sebuah laporan mencatat, seorang terpidana paedo (bahasa Yunani pedofilia) diklaim telah menghasilkan 722 juta dollar AS (setara Rp 10,2 triliun) setelah melakukan penipuan bitcoin terbesar di dunia," demikian laporan media Inggris, The Sun, yang terbit pada 17 Desember 2019.
The Sun melaporkan, Medlin merupakan salah satu pemimpin BitClub Network yang diselidiki di AS.
Empat orang rekan Medlin telah ditangkap dan didakwa atas kasus penipuan, sementara terdakwa kelima yang tak disebutkan namanya masih buron.
"Seebuah laporan The Daily Beast menunjukkan Medlin satu-satunya pemimpin perusahaan yang tidak menjalani tuntutan federal," tulis The Sun.
Media AS, The Daily Beast, memberitakan, BitClub Network telah meraup keuntungan sangat tinggi selama lima tahun.
The Daily Beast melaporkan, Medlin sebagai satu-satunya pemimpin BitClub Network yang tidak menjalani tuntutan federal.
"BCN (BitClub Network) adalah modus penipuan yang menarik pelanggan dengan keuntungan setidaknya 722 juta dollar AS selama lima tahun."
"Empat pemimpin perusahaan ditangkap, sementara dua lainnya, yang namanya dihapus dalam pengaduan federal, masih berstatus buron," laporan The Daily Beast, 16 Desember 2019.
Bakal Diekstradisi
Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia terkait proses ekstradisi Medlin ke negara asalnya.
"Menunggu dari request dari Kedubes Amerika Serikat yang sudah berkoordinasi melalui atase hukum FBI untuk dimintakan proses ekstradisi," kata Yusri, Rabu (17/6/2020).
Selama menunggu proses ekstradisi, Medlin akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Kini, polisi tengah menyelidiki paspor yang digunakan Medlin untuk masuk ke Indonesia.
Pasalnya, Medlin telah dua kali masuk ke Indonesia menggunakan paspor yang berbeda dan memanfaatkan visa turis.
"Kita lagi melakukan pengecekan untuk nomor-nomor paspor dalam rangka pelarian buron," ungkap Yusri.
Medlin buronan FBI berdasarkan Red Notice-Interpol dengan control number: A-10017/11-2016, tanggal 4 November 2016 tentang informasi pencarian buronan Interpol United States yang diterbitkan pada tanggal 10 Desember 2019.
Berdasarkan Red Notice-Interpol tersebut, Medlin pernah menipu sejumlah 722 juta dollar AS atau Rp 10,2 triliun menggunakan modus penipuan investasi saham. (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim/Kompas.com)
• Profil Sara Fajira, Pernah Jadi Penyanyi Kafe Sebelum Lagu Lathi
• Rapid Test Massal di Semarang, Positif Covid-19 Langsung Karantina, Indonesia Kasus Terbanyak ASEAN
• Ditanya Soal Dugem dan Mabuk, Pengakuan Bintang Emon Bikin Deddy Corbuzier Syok
Artikel ini disarikan dari berita TribunJakarta.com dan Kompas.com dengan judul: Kronologi Penangkapan Russ Medlin, Buron FBI yang Sewa PSK Anak di Jakarta; Media AS Sebut Russ Medlin Terpidana 2 Kasus Kejahatan Seksual Anak di Negaranya; dan Polda Metro Koordinasi dengan Kedubes AS untuk Ekstradisi Russ Medlin
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bongkar Keseharian Buronan FBI Russ Albert Medlin, Ketua RT: Setiap Hari Ada Keluar Masuk Perempuan