Berita Kudus

Tim Pemakaman Jenazah Kudus Rela Tidak Dibayar Hingga Isolasi Mandiri di Tandon Air

Penulis: raka f pujangga
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kristanto (39), warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat menjadi relawan pemulasaraan tinggal di toren air agar menghindari keluarganya terpapar.

Dia khawatir, jika sering bertemu keluarga saat tengah menjalani pekerjaannya sebagai relawan itu dapat menulari orang yang disayangi.

Makanya dia memilih untuk tinggal di Kantor BPBD Kabupaten Kudus yang berada di Desa Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

"Saya pernah tidak ketemu sama keluarga sampai 28 hari," jelas dia.

Menariknya, saat melakukan isolasi mandiri dari keluarga tersebut dia memilih tidur di tempat penampungan atau tandon air.

Kristanto (39), warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat menjadi relawan pemulasaraan tinggal di toren air agar menghindari keluarganya terpapar. (Istimewa)

Dia memilih tempat tersebut karena merasa lebih nyaman untuk beristirahat sejenak setelah memakamkan jenazah.

"Saya pilih tinggal di toren buat saya lebih nyaman saja di sana," ujarnya.

Selama menjadi relawan, Kris mengaku lebih banyak duka dibandingkan sukanya. Namun bersama teman-temannya, mereka bisa menikmati pekerjaan tersebut.

Kristanto (39), warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, saat menjadi relawan pemulasaraan tinggal di toren air agar menghindari keluarganya tertular. (Istimewa)

Meskipun mereka harus bekerja hingga larut malam sampai pukul 02.00 dini hari, bahkan ‎memakamkan empat orang sekaligus dalam sehari.

"Kami bekerja di sini harus sehat, tapi tidak harus waras. Yang penting sehat dulu biar bisa membantu yang lain," selorohnya.

Kris saat ini bekerja sebagai buruh serabutan ikut beberapa tawaran temannya. Biasanya dia mengerjakan infrastruktur jalan.

Kristanto (39), warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jateng, saat menjadi relawan pemulasaraan tinggal di toren air agar menghindari keluarganya terpapar. (Istimewa)

"Saya bekerja buruh, kalau ada pekerjaan bantu-bantu teman ikut proyek," jelasnya.

‎‎Sementara itu, Siswanto (44), warga Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus mengatakan, selalu memperhatikan kesehatannya agar bisa tetap bekerja.

Bahkan secara acak, anggota pemulasaraan itu juga dites swab untuk mengetahui terpapar atau tidak.

"Biasanya satu yang dites swab, karena kalau satu kena biasanya semua kena. Dan sudah beberapa kali kami tes swab," ujarnya.

Siswanto bekerja ikhlas sebagai relawan tidak mengharapkan uang sepeser pun. Namun dia juga tidak menolak jika ada perhatian pemerintah terhadap tim relawan.

Halaman
1234

Berita Terkini